Unpad Ikut Ambil Bagian dalam Deklarasi “Media for World Harmony-From Bandung to the World”

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dr., Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Presiden Ibraf Yuliandre Darwis saling berjabat tangan saat Deklarasi "Media for World Harmony from Bandung to The World" pada acara Konferensi Internasional IBRAF di Hotel The Trans, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa, 22 Februari 2017. (Foto oleh : Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 22/02/2017] Universitas Padjadjaran ikut menjadi bagian dalam penandatanganan Deklarasi “Media for World Harmony-From Bandung to the World” pada acara Konferensi Internasional “Media for World Harmony” sekaligus ajang pertemuan tahunan OIC Broadcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF) di Hotel Trans Luxury, Bandung, Rabu (22/02).

 Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dr., Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Presiden Ibraf Yuliandre Darwis saling berjabat tangan saat Deklarasi "Media for World Harmony from Bandung to The World" pada acara Konferensi Internasional IBRAF di Hotel The Trans, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa, 22 Februari 2017. (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dr., Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Presiden Ibraf Yuliandre Darwis saling berjabat tangan saat Deklarasi “Media for World Harmony from Bandung to The World” pada acara Konferensi Internasional IBRAF di Hotel The Trans, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa, 22 Februari 2017. (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Deklarasi tersebut ditandatangani 6 tokoh yang bersama-sama berkomitmen mendukung peran media dalam ikut serta menjaga perdamaian dunia. Keenam tokoh tersebut yaitu Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Walikota Bandung M. Ridwan Kamil, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan, serta Ketua Umum Komisi Penyiaran Indonesia Yuliandre Darwis.

Dalam kesempatan tersebut, Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, membacakan isi deklarasi tersebut. Ada lima butir kesepakatan yang termaktub dalam deklarasi tersebut, yaitu: Humanity, media menjadi sarana penting untuk mengabarkan pesan kemanusiaan; Responsibility, media bertanggung jawab atas setiap pesan yang disampaikan, karena setiap pesan menimbulkan akibat baik maupun buruk.

Butir selanjutnya, Friendship, dimana media adalah alat untuk mempererat rasa persaudaraan, bukan sebaliknya; Enlightment, media seyogyanya memberikan pencerahan, harapan, nilai-nilai positif dan mendorong orang menjadi lebih baik; serta Harmony, media menjaga nilai-nilai untuk mewujudkan keserasian, kerukunan, dan keselarasan.

Ditemui usai penandatanganan, Emil mengapresiasi komitmen deklarasi tersebut. Menurutnya, media massa di dunia harus punya satu visi bersama. Ia menilai, saat ini banyak terjadi perang ideologi saat berita-berita nasional dikonsumsi pihak luar, maupun dari berita-berita luar yang dikonsumsi nasional.

“Ini memunculkan dampak positif ataupun negatif kepada para pemirsa, lintas agama, lintas etnis, dan lintas negara,” kata Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, jika lima butir deklarasi tersebut dijadikan landasan mengelola media, ia optimis media dapat ikut mewujudkan keharmonisan dan perdamaian dunia. Media diharapkan lebih sensitif dan cerdas dalam memilah berbagai informasi.

“Bandung dikenal sebagai kota yang memberikan pesan. Pesan hari ini ialah perdamaian melalui media. Ingat Bandung ingat perdamaian melalui media,” sambungnya.

Sementara itu, dalam pembacaan pesan kunci, Luhut mendorong media berperan penting dalam mencegah penyebaran berbagai isu radikalisme dan ekstremisme yang bisa memecah belah keutuhan bangsa.

Ia pun menyinggung berbagai hoax (Indonesia: berita palsu) yang banyak menyebar di sosial media. Media massa arus utama harus menghindari berbagai berita yang tidak jelas. “Media harus tetap menjaga objektivitas dan netralitas,” kata Luhut.

Luhut pun berharap para peserta konferensi dapat bersama-sama merumuskan berbagai inovasi baru di bidang media yang dapat menunjang kemajuan Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari 40 negara di dunia. Yuliandre Darwis selaku Presiden IBRAF mangatakan, kegiatan diselenggarakan untuk memberikan pesan bahwa penyiaran memiliki peran menghadirkan harmoni dalam kehidupan bangsa.

Sementara di ajang tahunan IBRAF, akan dibahas berbagai topik yang sedang menghangat, antara lain masalah digitalisasi dan kovergensi media, tukar informasi tentang tren dunai penyiaran dan berbagai problematika regulasinya, hingga kontribusi regulasi penyiaran dari negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam menata penyiara menjadi lebih baik. Seminar digelar hingga Kamis (23/02) mendatang.*

Laporan oleh Arief Maulana / wep

Share this: