Bidikmisi Membuat Ade Fitria Nola Tak Ragu Kuliah, Kini Ia Lulus dengan IPK 3,96

Ade Fitria Nola (Foto oleh: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 1/11/2016] Keterbatasan biaya tidak membuat Ade Fitria Nola patah semangat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Diterima sebagai mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tahun 2012, Ade Fitria merupakan mahasiswa penerima program bantuan Bidikmisi. Saat ini, Ade telah berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,96. Besok, Rabu (2/11), Ade akan mengikuti prosesi Wisuda di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad.

Ade Fitria Nola (Foto oleh: Arief Maulana)*
Ade Fitria Nola (Foto oleh: Arief Maulana)*

Ade merupakan salah satu dari 2.828 wisudawan yang mengikuti prosesi Wisuda Gelombang I Unpad TA 2016/2017 . Gadis asal Kabupaten Agam, Sumatera Barat ini berhasil lulus dengan skripsi yang berjudul “Pemaknaan Kesejahteraan dan Budaya Kerja oleh Koresponden PT. Tempo Inti Media (Tbk) Biro Jawa Barat”.

Ade merupakan anak pasangan Mukhtar dan Asnimar. Bungsu dari 9 bersaudara ini merupakan satu-satunya anak yang memperoleh kesempatan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Kedelapan saudaranya hanya menyelesaikan studi di tingkat SMP maupun SMA.

“Kakak-kakak saya, prestasi sekolahnya juga bagus, tapi dulu tidak ada kesempatan melanjutkan seperti sekarang (karena ada program Bidikmisi),” ujar Ade.

Kedua orang tua Ade sendiri hanya menyelesaikan studi di tingkat sekolah dasar. Sehari-harinya, ayah Ade bekerja sebagai petambak ikan nila yang memiliki beberapa petak tambak kecil di Danau Maninjau,  dan ibunya membuka warung kelontong.

Ade menuturkan, petak tambak tersebut oleh ayahnya diisi ikan nila. Penghasilan yang didapat tidak tentu setiap bulannya. Pendapatan yang diterima setiap panen berkisar antara Rp 3 – 4 juta per 4 bulan. Namun, saat ini tidak ada ikan yang bisa dipanen karena musim tuba belerang (upwilling) tiba dan menyebabkan kematian pada seluruh ikan yang ditambak.

Dalam beberapa tahun terakhir pula, seiring bertambahnya usia, Ayah Ade yang kini berusia 83 tahun “pensiun” dari pekerjaannya.  Praktis, untuk menghidupi biaya sehari-hari, keluarga Ade mengandalkan pendapatan dari warung kelontong serta kontribusi dari 8 anaknya.

Meski begitu, Ade mantap untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Keinginan ini juga didorong penuh oleh kedua orang tua dan delapan saudaranya. Ade yang merupakan alumnus SMAN Agam Cendekia ini kemudian mengikuti SBMPTN (kala itu SNMPTN Jalur Tulis) dan prodi Ilmu Komunikasi Unpad merupakan salah satu pilihannya.

Melalui sekolahnya pula, Ade mengetahui ada program Bidikmisi, suatu program bantuan biaya pendidikan bagi mereka yang mampu secara akademik, tetapi memiliki keterbatasan finansial. Dari informasi tersebut, Ade langsung difasilitasi sekolahnya untuk mendaftar program Bidikmisi. Pada saat pengumuman, Ade pun dinyatakan lulus masuk Unpad dan dinyatakan menerima bantuan Bidikmisi.

“Dari awal saya sudah bilang sama orang tua kalau saya mau kuliah. Saya bilang tenang saja tidak usah bayar kuliah karena saya sudah ikut Bidikmisi. Orang tua pun mendukung,” cerita Ade.

Mendapat kesempatan yang baik, Ade pun tidak menyia-nyiakan kuliahnya. Di semester tiga perkuliahannya, ia mengambil peminatan Jurnalistik. Ilmu Jurnalistik ini sesuai dengan hobi yang selama ini dimilikinya, yakni suka menulis.

“Di Jurnalistik, saya lebih banyak mendapat ilmu dan tantangan, baik di kampus maupun di lapangan,” kata perempuan yang lahir pada 23 Januari 1994 itu.

Walaupun fokus pada kuliah, Ade juga aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan. Tercatat, ia pernah aktif di Kelompok Jatinangor 21 Fikom Unpad, Unit Pecinta Budaya Minagkabau (UPBM) Unpad, dan Himpunan Mahasiswa Jurnalistik. Ia juga pernah menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fikom Unpad.

Ia sendiri mengaku tidak punya target muluk saat berkuliah. Seluruh tugas perkuliahan pun ia selesaikan dengan baik. Keinginannya hanya bisa lulus tepat waktu dan kedua orang tuanya bisa melihat ia diwisuda. Impiannya pun terkabul, bahkan Ade diwisuda dengan prestasi yang membanggakan. Prestasi ini merupakan kado spesial yang dipersembahkan untuk kedua orang tuanya.

Ade merupakan salah satu potret hadirnya negara untuk mendorong penguatan pendidikan di Indonesia. Bidikmisi merupakan jembatan nyata yang dibangun pemerintah untuk memfasilitasi generasi muda agar memperoleh kesempatan berkuliah di perguruan tinggi.

“Lebih membuka harapan bagi orang-orang tidak mampu. Prestasi tidak harus bagus, yang penting ada kemauan kuat untuk melanjutkan studi,” kata Ade.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: