Dr. Ronny Adhikarya, “Konsep Sharing Economy Dekat dengan Budaya Gotong Royong”

Dr. Ronny Adhikarya saat mengisi kuliah umum di Auditorium Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Rabu (20/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 20/04/2016] Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut lembaga pendidikan tinggi untuk terus beradaptasi dalam menciptakan Sumber Daya Manusia andal yang mampu berinovasi. Hal paling penting, bukan lagi menciptakan lulusan yang hanya mencari pekerjaan, tetapi membuka lapangan pekerjaan.

Dr. Ronny Adhikarya saat mengisi kuliah umum di Auditorium Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Rabu (20/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Dr. Ronny Adhikarya saat mengisi kuliah umum di Auditorium Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Rabu (20/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Tugas universitas bukan menyiapkan orang-orang untuk mencari kerja, tetapi menyiapkan orang-orang untuk membuka lapangan kerja,” kata mantan pejabat senior Bank Dunia di Washington DC yang juga mantan Kepala Perwakilan FAO PBB di Pakistan, Dr. Ronny Adhikarya, di Auditorium Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Rabu (20/04). Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan Kuliah Umum mengenai “Tantangan Communipreneurs sebagai Tacit Knowledge-Brokers bagi Generasi FANG & K-Society di Era Shared-Economy dan Demokratisasi Informasi dan Pendidikan”.

Lebih lanjut Dr. Ronny  mengatakan, lembaga pendidikan tinggi pun jangan hanya memberikan explicit knowledge, tetapi juga tacit knowledge, yakni pengalaman atas apa yang sudah terjadi. Tacit knowledge inilah yang dapat menjadi “daya jual” bagi anak didik.

Adapun generasi FANG yang ia maksud yaitu generasi masa kini pengguna teknologi informasi. FANG ini meliputi para pengguna Facebook, Amazon, Netflix, dan Google, menggantikan generasi sebelumnya, yakni generasi TGIF meliputi Twitter, Google, Instagram, dan Facebook. Generasi inilah yang memiliki pangsa pasar terbesar saat ini di dunia.

Dengan adanya generasi tersebut, perubahan di sektor bisnis pun berubah cepat. Saat ini bukan lagi era ekonomi kreatif, tetapi lebih ke ekonomi berbagi (sharing economy). Hal ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan situs atau aplikasi jual-beli, bahkan juga sudah berkembang aplikasi bagi penyedia dan pengguna sewa barang.

Dr. Ronny menambahkan, dalam dunia bisnis sekarang, segala sesuatu yang dapat dipakai bersama maka akan digunakan bersama, untuk kepentingan bersama. Konsep seperti ini pun akan lebih menguntungkan dan membuka lapangan kerja lebih luas bagi masyarakat golongan ekonomi bawah. Konsep ini, sebetulnya sudah melekat dengan budaya di Indonesia, yaitu gotong royong.

“Kalau tidak mengerti cara berpikir mereka, usaha kita tidak akan berhasil,” ujar lulusan Fikom Unpad ini.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: