Sidang Doktor Aqua Dwipayana pada bidang Ilmu Komunikasi di Gedung II Lantai 4 Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Jumat (15/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 15/04/2016] Buruknya citra polisi lalu lintas bukan hanya disebabkan oleh faktor internal, tetapi juga faktor-faktor sosiologis yang lebih luas termasuk ketimpangan pertumbuhan kota, kondisi sosial, ekonomi dan budaya pemangku kepentingan.

Sidang Doktor Aqua Dwipayana pada bidang Ilmu Komunikasi di Gedung II Lantai 4 Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Jumat (15/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Sidang Doktor Aqua Dwipayana pada bidang Ilmu Komunikasi di Gedung II Lantai 4 Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Jumat (15/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Demikian dikatakan Aqua Dwipayana saat mempertahankan disertasi berjudul “Citra Kepolisian Republik Indonesia dalam Pandangan Pemangku Kepentingan – Studi Kasus Pelayanan Publik Polisi Lalu Lintas (Polantas) Polda Jawa Barat” untuk memperoleh gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran di Gedung II Lantai 4 Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Jumat (15/04).

“Faktor utama yang menyebabkan buruknya citra polantas pada Ditlantas Polda Jabar adalah fakta sosial yang mendorong terciptanya citra polantas itu sendiri. Dengan kata lain, faktor internal bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan buruknya citra polantas,” ujar Aqua Dwipayana, yang berpengalaman sebagai konsultan komunikasi di jajaran kepolisian.

Aqua Dwipayana mencontohkan, pertumbuhan kota-kota di Jawa Barat menunjukkan ketimpangan. Kota Bandung mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dibandungkan dengan kota-kota sekitarnya. Kota Bandung menjadi daya tarik bagi kaum urban dan komuter. Pada malam hari, kota Bandung dihuni sekira 2 juta jiwa, sedangkan siang hari dihuni sekira 4 juta jiwa sehingga terjadi defisiensi fasilitas perkotaan, termasuk daya tampung infrastruktur lalu lintas seperti sarana jalan dan lahan parkir, serta penurunan kualitas layanan polantas.

Aqua Dwipayana
Aqua Dwipayana

Berdasarkan alasan itu, Aqua Dwipayana memfokuskan penelitian pada pada faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kualitas layanan dan memburuknya citra polantas dalam perspektif pemangku kepentingan, baik instansi pemerintah, swasta ataupun kelompok masyarakat.

“Citra polantas merupakan fenomena di Indonesia, termasuk di wilayah Jawa Barat. Apalagi polantas merupakan etalase bagi citra polri secara keseluruhan karena memiliki intensitas pertemuan atau interaksi yang tinggi dengan masyarakat. Jika citra polantas baik maka citra polisi juga semakin tinggi,” ujar Aqua Dwipayana.

Untuk meningkatkan citra polantas, lanjut Aqua Dwipayana, perlu peningkatan SDM polantas melalui berbagai pelatihan, penambahan jumlah personil polantas secara bertahap, melengkapi infrastruktur lalulintas, serta edukasi masyarakat terkait kesadaran berlalulintas.

Sidang promosi doktor ini diketuai oleh Dr. Dadang Rahmat Hidayat dan sekretaris Dr. Atwar Bajari, Drs. MSi. Tim Promotor terdiri dari Prof. H. Deddy Mulyana, Drs., MA., Phd., Dr. Atwar Bajari, Drs., MSi., dan Dr. Edwin Rizal, MSi, sementara tim Oponen Ahli terdiri dari Dr. Dadang Rahmat Hidayat, MHum., Prof. Dr. Hj. Nina Winangsih Syam, MS., dan Dr. Suwandi Surmartias, MSi. Aqua Dwipayana memperoleh yudisium “Sangat Memuaskan” atas disertasinya ini.*

Laporan oleh: Erman

Share this: