Unpad Kembali Rangkul Warga Jatinangor untuk Laksanakan Sejumlah Program Baru

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad (kanan) dan Camat Jatinangor

[Unpad.ac.id, 20/03/2016] Sejumlah program yang akan dilakukan Universitas Padjadjaran diharapkan tidak sekadar meningkatkan kualitas mahasiswa dan kampus, tetapi juga harus memiliki dampak luas bagi masyarakat, terutama di kawasan Kecamatan Jatinangor. Setelah melaksanakan sejumlah program dengan melibatkan warga Jatinangor, kini Unpad kembali merangkul warga sekitar kampus untuk menyukseskan sejumlah program baru yang akan segera dilaksanakan.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad (kanan) dan Camat Jatinangor, Drs. M. Wasman, saat membicarakan sejumlah program Unpad yang akan melibatkan warga Jatinangor di Bale Rucita Unpad Jatinangor, Sabtu (19/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad (kanan) dan Camat Jatinangor, Drs. M. Wasman, saat membicarakan sejumlah program Unpad yang akan melibatkan warga Jatinangor di Bale Rucita Unpad Jatinangor, Sabtu (19/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Demikian disampaikan Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat melakukan pertemuan dengan Camat Jatinangor Drs. Maman Wasman beserta perwakilan Kepala Desa di Kecamatan Jatinangor di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Sabtu (19/03) siang. Turut hadir para Wakil Rektor, Direktur, Dekan, dan perwakilan mahasiswa di lingkungan Unpad.

Ada empat program utama yang disampaikan Rektor pada pertemuan tersebut. Program pertama terkait rencana penataan lingkungan kampus Jatinangor. Penataan yang dilakukan berupa program penghijauan lingkungan kampus serta pengurangan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor di dalam kampus.

“Kami akan mulai melakukan penataan lingkungan dimulai dari dalam kampus yang secara paralel bergerak ke seluruh wilayah Jatinangor,” kata Rektor.

Terkait pengurangan emisi gas buang, Rektor berencana akan menertibkan jumlah kendaraan yang berlalu lalang di dalam kampus. “Sebisa mungkin mengurangi jumlah kendaraan di dalam kampus,” tambahnya.

Melalui rencana ini akan ada pembatasan jumlah kendaraan bermotor yang boleh masuk ke dalam kampus, termasuk diantaranya penghapusan moda transportasi ojek di dalam kampus.

“Kami sadar dengan adanya ojek di Unpad masyarakat bisa sejahtera, maka dengan hilangnya ojek di kampus, masyarakat juga harus tetap sejahtera. Kami tetap bertanggung jawab,” kata Rektor.

humas unpad 2016_03_19 EOS 7D 13_54_10 00102040Bukan hanya ojek, kata Rektor, kendaraan civitas akademika dan tenaga kependidikan Unpad juga akan dibatasi. Untuk itu, program ini akan menambah jumlah sarana angkutan dalam kampus sebagai akses utama menuju gedung di dalam kampus Jatinangor.

“Teman-teman yang selama ini di ojek akan dikonversikan untuk ikut terlibat mengelola transportasi di dalam kampus. Bahkan angkutan kampus untuk mengantar mahasiswa dari kost-an menuju kampus atau sebaliknya,” jelas Rektor.

Program kedua yang akan dijalankan terkait standardisasi tempat kost di Jatinangor. Pada tahun akademik mendatang, Unpad akan mewajibkan seluruh mahasiswa baru untuk tinggal di asrama pada tahun pertama. Pada tahun kedua, mahasiswa dipersilakan untuk tinggal di kost-an yang sudah terstandardisasi di Jatinangor.

“Tahun pertama kita didik mereka (mahasiswa) di kampus. Pada tahun kedua diharapkan mereka dapat berbaur dengan masyarakat dengan tetap mengutamakan pola kehidupan, tata krama, dan karakter yang bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga unuk masyarakat,” paparnya.

Program ketiga adalah pemberlakuan akses masuk dan keluar kampus melalui satu pintu. Kondisi saat ini ialah banyaknya akses keluar masuk ke kampus Jatinangor. Pemberlakuan satu pintu ini guna mendukung ketertiban dan penataan lingkungan kampus Jatinangor. “Karena banyaknya pintu yang tidak jelas akan memunculkan berbagai risiko,” imbuh Rektor.

Rencana terakhir ialah penguatan kontribusi masyarakat dalam mengelola kampus Unpad hingga peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Jatinangor.

Menanggapi rencana program tersebut, Wasman pun mengapresiasinya. “Kita akan mendukung upaya ini. Saya berpikir membangun gedung di Jatinangor itu mudah, tapi yang terpenting adalah bagaimana menciptakan kondisi sosial masyarakat yang bisa mendukung Jatinangor sebagai kawasan prototipe pendidikan,” kata Wasman.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: