[Unpad.ac.id, 24/02/2016] Sebanyak 6 anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Rabu (24/02). Kunjungan kerja ini dilakukan untuk membahas mengenai tiga agenda, yaitu mengenai BOPTN, pelaksanaan program beasiswa bagi dosen dan mahasiswa, serta mengenai kepangkatan dosen di empat PTN di Jawa Barat, yaitu Unpad, Universitas Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Institut Seni Budaya Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, SE., MM mengatakan bahwa kunjungan ini dilakukan dalam konteks fungsi pengawasan. “Bahan ini akan kita jadikan acuan dan referensi utama ketika pembahasan dengan mitra. Disini khususnya adalah Kementerian Ristek dan Dikti,” ungkap Ferdiansyah.
Terkait tiga agenda tersebut, Ferdiansyah mengatakan bahwa ketiganya merupakan faktor penting dalam sebuah world class university. “Bagaimana sebuah lembaga itu akan dijadikan WCU, tapi dosennya atau kepangkatan guru besarnya sedikit? kelulusannya sedikit?” ujar Ferdiansyah mencontohkan.
Dari Unpad, selain pemaparan dari Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, penjelasan juga dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Arry Bainus, MA, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi, Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr., SpM(K), M.Kes., PhD, Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, Inovasi, dan Usaha, Dr. Keri Lestari, S.Si., M.Si., Apt., Wakil Rektor Bidang Tata Kelola dan Sumber Daya, Dr. Sigid Suseno, SH., M.Hum, serta Ketua Senat Akademik Prof. H. Oekan Soekotjo Abdoellah, MA., Ph.D.
Turut hadir pula para pimpinan universitas dan fakultas di lingkungan Unpad, serta perwakilan mahasiswa Unpad. Selain itu, pertemuan tersebut juga turut dihadiri pimpinan Universitas Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Institut Seni Budaya Indonesia.
Adapun para anggota Komisi X yang hadir selain Ferdiansyah yaitu Asdi Narang, SH, M.COMM.LAW, Junico BP Siahaan, SE, Dra. Hj. Popong Otje Djundjunan, Ir. H. Nuroji, dan Ir. Dwita Ria Gunadi.*
Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh
