Di Era MEA, Industri Harus Semakin Efisien Agar Mampu Berdaya Saing

Dosen FEB Unpad, Maman setiawan, SE., MT., PhD, saat menjadi pembicara dalam seminar “Measuring the efficiency and productivity: Evidence from The Developed and Developing Countries” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Senin (11/01). (Foto oleh: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 11/01/2016] Pertumbuhan sektor industri menjadi kunci daya saing Indonesia dengan negara di kawasan ASEAN saat diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Agar bisa bersaing, industri Indonesia dituntut meningkatkan kemampuan efisiensi demi meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Dosen FEB Unpad, Maman setiawan, SE., MT., PhD, saat menjadi pembicara dalam seminar “Measuring the efficiency and productivity: Evidence from The Developed and Developing Countries” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Senin (11/01). (Foto oleh: Arief Maulana)*
Dosen FEB Unpad, Maman setiawan, SE., MT., PhD, saat menjadi pembicara dalam seminar “Measuring the efficiency and productivity: Evidence from The Developed and Developing Countries” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Senin (11/01). (Foto oleh: Arief Maulana)*

“Efisiensi merupakan sumber dari keunggulan kompetitif untuk menciptakan kualitas produk yang lebih baik,” demikian dikatakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, Maman setiawan, S.E., M.T., PhD, saat menjadi pembicara dalam seminar “Measuring the efficiency and productivity: Evidence from The Developed and Developing Countries” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Senin (11/01).

Seminar ini digelar atas kerja sama FEB Unpad dengan Wageningen University. Selain Maman, pembicara lainnya yaitu Prof. Alfons Oude Lansink (Wageningen University) dan Prof. Spiro Stefanou (University of Florida).

Berdasarkan data dari World Economic Forum tahun 2015, Maman menyebut Indonesia masih berada di peringkat kelima di antara negara kawasan ASEAN dalam tingkat kualitas efisiensi pasar. Sementara pada peringkat daya saing industri, Indonesia juga menduduki peringkat kelima dari 10 negara di kawasan ASEAN.

Kompetisi persaingan yang digalakkan dalam MEA ternyata berperan aktif meningkatkan efisiensi perusahaan. Maman menjelaskan, kompetisi tersebut dapat menjadi satu market discipline meningkatkan efisiensi perusahaan dengan tujuan akhirnya peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.

“MEA dapat menjadi efek pemicu peningkatan efisiensi di Indonesia,” kata Maman.

Sementara Prof. Alfons menjelaskan, perusahaan penting untuk mengevaluasi kinerja mereka untuk tetap memiliki kemampuan daya saing di pasar. Kinerja ini diukur dari penghitungan tingkat efisiensi dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode ini lazim dipakai perusahaan dunia untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan dari penggunaan input tertentu.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Penguatan Struktur Industri Kementerian Perindustrian RI, Ngakan Timur Antara mengungkapkan, pihaknya mengharapkan upaya dari akademisi untuk melakukan penelitian terkait peningkatan efisiensi perusahaan di Indonesia.

“Kita tunggu para akademisi dengan hasil penelitiannya untuk menjadi evaluasi bagi perusahaan Indonesia meningkatkan daya saingnya,” kata Ngakan.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: