Prof. Susilo Bambang Yudhoyono, “Belum Kuat, Political Will Atasi Pemanasan Global”

Chairman Global Green Growth Institute, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan orasi ilmiah bertema “Reorientasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Merespons Perkembangan Global” dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jumat (11/09). (Foto oleh: Dadan T.)*

[Unpad.ac.id, 11/09/2015] Chairman Global Green Growth Insitute, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono memberikan orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Unpad berkenaan Peringatan Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran, Jumat (11/09) di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung.

Chairman Global Green Growth Institute, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan orasi ilmiah bertema “Reorientasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Merespons Perkembangan Global” dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jumat (11/09). (Foto oleh: Dadan T.)*
Chairman Global Green Growth Institute, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan orasi ilmiah bertema “Reorientasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Merespons Perkembangan Global” dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jumat (11/09). (Foto oleh: Dadan T.)*

Dalam orasi ilmiah berjudul “Reorientasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Merespons Perkembangan Global”, SBY mengungkapkan pandangannya mengenai pembangunan berkelanjutan. Di hadapan sivitas akademika dan tamu undangan, Presiden RI ke-6 tersebut mengatakan dunia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Pada tahun 2045 diperkirakan jumlah penduduk bumi mencapai 9 miliar jiwa, dari jumlah yang saat ini sebesar 7,3 miliar jiwa.

“Implikasi dari pertambahan penduduk juga meningkatkan kebutuhan akan pangan dan air. Diperkirakan jumlah kebutuhan pangan akan meningkat 70%, dan air sebesar 60%,” kata SBY.

Kondisi tersebut membuat SBY menganalogikan sebuah skenario gelap. Skenario tersebut terjadi apabila manusia terus mempertahankan apa yang dilakukan saat ini, seperti eksploitasi sumber daya alam terus menerus. Dampaknya, pemanasan global cepat terjadi.

Political will dan kebijakan yang kuat untuk mengatasi pemanasan global ini belum kuat,” tambahnya.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang banyak, Indonesia harus mampu berubah. Perubahan tersebut mencakup strategi kebijakan dan pelaksanaan pembangunan. Dalam orasi tersebut, SBY mengungkapkan gagasan Trilogi Pembangunan Abad 21 yang meliputi aspek pertumbuhan, pemerataan, dan berkelanjutan.

Trilogi ini didasarkan pada trilogi pada zaman Presiden Soeharto, yakni stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan. Trilogi ini tepat di target pertubuhan ekonomi Indonesia saat ini yang merata dan berkelanjutan. Menurut SBY, apabila pembangunan saat ini tidak memperhatikan aspek lingkungan dan berkelanjutan, dampaknya akan berbahaya.

Dalam gagasan trilogi tersebut, SBY mengutarakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan saat ini harus tetap terjadi tetapi tidak merusak lingkungan.

Implementasinya, kata SBY, trilogi ini harus menjadi arus utama dari kebijakan dan pelaksanaan pembangunan di seluruh Indonesia. Pemerintah harus memastikan agenda trilogi ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta agenda pemerintah lainnya.

“(Pemerintah) jangan hanya mendukung sebatas doa, tetapi harus benar-benar dipikirkan dan dicantumkan,” ujar SBY.

Dalam hal ini, Perguruan Tinggi harus fokus pada menyampaikan pikiran cerdasnya tentang pembangunan berkelanjutan serta upaya mencegah pemanasan global. “Saya tantang Unpad untuk menjadi leader dari pembangunan berkelanjutan dan pencegahan pemanasan global,” kata SBY.*

 

(Foto oleh: Tedi Yusup & Dadan T)

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: