Ilmu Komunikasi Punya Peran Penting Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

Prof. Nina (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 16/09/2015] Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, bukan hanya perlu peran pemerintah atau hanya praktisi dari bidang Kesehatan, melainkan juga peran bidang ilmu lain. Salah satunya adalah diperlukan peran Ilmu Komunikasi, terutama sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif.

Prof. Nina (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Menteri Kesehatan, Prof. Dr. Nina F. Moeloek, dr., Sp.M (K) saat menyampaikan keynote speech pada Simposium Komunikasi Kesehatan 2015 di Bale Sawala Unpad Jatinangor. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Bidang Komunikasi harusnya juga berperan disini. Bagaimana menyadarkan masyarakat agar berperilaku, hidup bersih dan sehat. Karena itu adalah intinya,” ujar Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp. M (K) saat menjadi Keynote Speaker dalam Simposium Komunikasi Kesehatan 2015. Acara digelar oleh Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (16/09).

Prof. Nila menekankan mengenai perlu ditingkatkannya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, terutama dengan mengubah kualitas hidup. Strategi komunikasi dapat dimanfaatkan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. “Bagaimana masyarakat itu mengerti bahwa kesehatan itu adalah segala-galanya,” ujar Prof. Nila.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Nila juga mengungkapkan bahwa jumlah penderita penyakit tidak menular di Indonesia semakin meningkat, seperti jantung, diabetes, ginjal, dan kanker. Salah satu pemicu utamanya adalah hipertensi. Contohnya saja dari 168 ribu jamaah haji Indonesia, 66% merupakan penderita hipertensi dan hanya sekitar 7% yang benar-benar dinyatakan sehat. Selain itu, pola makanan tidak sehat juga menjadi salah satu pemicu utama.

Prof. Nila juga menyoroti peran Puskesmas bagi kesehatan masyarakat. Puskesmas semestinya bukan hanya fokus pada tindakan kuratif tetapi juga aktif dalam upaya promosi kesehatan. “Puskesmas harus proaktif kepada masyarakat, mengedukasi, mengadvokasi,” ujar Prof. Nila.

humas unpad_2015_09_16_052868 humas unpad_2015_09_16_052789Untuk itu, peran Puskesmas haruslah dilakukan oleh suatu tim, terdiri dari berbagi tenaga di berbagai bidang terkait, termasuk dokter, perawat, sanitarian, bidan, ahli laboratorium, dan sebagainya. “Ini kita perlu menjadikan satu tim, yang bisa nantinya pergi ke masyarakat, memberikan suatu intervensi kepada masyarakat. Dan kita perlu orang-orang komunikasi,” tutur Prof. Nila.

Dalam simposium ini, hadir pula sebagai pembicara adalah Rektor Unpad Prof. Dr. Med. Tri Hanggono Achmad, dr, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Prof. Deddy Mulyana, MA, Ph.D, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Alma Luciyati, M.Kes., M.Si., MH. Kes, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung dr. Ahyani Raksanagara.

Topik yang dibahas dalam simposium ini meliputi Teknologi Media dan e-Health, Faktor Sosio Kultural dan Komunikasi Kesehatan, Isu Hukum dan Etika dalam Komunikasi Kesehatan, Komunikasi Kesehatan dalam Konteks Interpersonal, Gaya Hidup dan Komunikasi Kesehatan, Komunikasi Krisis dalam Bidang Kesehatan, Kebijakan Pemerintah mengenai Kesehatan Masyarakat, Komunikasi Terapeutik dalam Perspektif (antar) Budaya, Isu Metodologis dalam Komunikasi Kesehatan, dan Teori-Teori Mutakhir tentang Komunikasi Kesehatan.

Acara diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum, para pakar, akademisi, peneliti, profesional medis, praktisi, dan pemerhati komunikasi kesehatan yang berasal dari berbagai instansi.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: