Rektor Unpad dan Wali Kota Bandung Hadiri Pembukaan The 7th International AAICP Conference

Kiri ke kanan, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, Dekan Fakultas Psikologi Unpad, Dr. Hj. Hendriati Agustiani, M.Si, Walikota Bandung Ridwan Kamil, CEO Ciputra Group Ir. Chandra Ciputra, MBA, dan Prof. Uichol Kim chair of scientific committee AAICP saat membuka “The 7th International AAICP Conference” di Bale Sawala Unpad Jatinangor,Selasa (25/08) malam (Foto oleh: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 26/08/2015] Fakultas Psikologi Unpad bekerja sama dengan Asian Association of Indigenous and Cultural Psychology (AAICP) menggelar “The 7th International AAICP Conference” di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor pada 25 – 27 Agustus. Seminar internasional ini digelar sebagai bagian dalam upaya pembangunan manusia.

Kiri ke kanan, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, Dekan Fakultas Psikologi Unpad, Dr. Hj. Hendriati Agustiani, M.Si, Walikota Bandung Ridwan Kamil, CEO Ciputra Group Ir. Chandra Ciputra, MBA, dan  Prof. Uichol Kim  chair of scientific committee AAICP saat membuka “The 7th International AAICP Conference” di Bale Sawala Unpad Jatinangor,Selasa (25/08) malam (Foto oleh: Arief Maulana)*
Kiri ke kanan, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, Dekan Fakultas Psikologi Unpad,
Dr. Hj. Hendriati Agustiani, M.Si, Walikota Bandung Ridwan Kamil, CEO Ciputra Group Ir. Chandra Ciputra, MBA, dan Prof. Uichol Kim chair of scientific committee AAICP saat membuka “The 7th International AAICP Conference” di Bale Sawala Unpad Jatinangor,Selasa (25/08) malam (Foto oleh: Arief Maulana)*

Dr. Yus Nugraha, M.A., ketua pelaksana seminar mengatakan, konferensi yang digelar kali ini mengangkat tema: psychology of creativity, leadership, and innovation, yang mencakup promoting team engagement, organizational transformation, dan cultural diversity. Tema ini diangkat sebagai upaya mempersiapkan diri menjelang diberlakukannya zona pasar global terutama di kawasan Asia.

“Pasar global yang kompetitif menuntut adanya inovasi dari setiap masyarakat, terutama di Asia. Ide-ide baru diimplementasikan, disesuaikan, ditransfer, dan digunakan untuk memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi,” kata Dr. Yus.

Tema tersebut kemudian terepresentasikan ke dalam 15 topik diskusi, dengan mengundang beberapa pembicara utama dari Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Jerman, dan Amerika Serikat. Pembicara tersebut merupakan praktisi dari bidang akademik maupun industri.

Pembukaan seminar ini dihadiri oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, serta Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., Selasa (25/08) malam di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor. Dalam sambutannya, Ridwan Kamil, mengatakan Indonesia merupakan negara dengan banyak keanekaragaman budaya. Oleh karena itu, aneka ragam budaya tersebut layak dijadikan kajian sesuai dengan tema yang diangkat oleh AAICP.

“Budaya tidak selamanya kaku. Ia selalu berubah dan mampu beradaptasi,” kata Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil.

Sehingga, lanjut Emil, dari proses adaptasi tersebut dapat melahirkan berbagai kreativitas baru dari para masyarakat. Jika terus dikembangkan, kreativitas ini akan menyebabkan tercapainya perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Hal inilah yang tengah ia terapkan dalam memimpin Kota Bandung.

Emil pun berharap, selain menghasilkan gagasan, para peserta seminar dapat merasakan atmosfir budaya Jawa Barat di kota Bandung. “Kita harapkan banyak lagi pelaksanaan seminar internasional agar Bandung semakin dikenal oleh dunia,” kata Emil.

Sementara itu Rektor mengungkapkan tantangan untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi sangat kompleks. Dalam prosesnya perlu ada kerja sama lintas bidang dan keilmuan. Rektor mengistilahkan kerja sama ini sebagai kerja sama interdepedensi.

“Tantangan saat ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu institusi saja. Semua harus berkontribusi dalam menghadapai tantangan ini,” kata Rektor.

Rektor juga berpesan melalui konferensi ini para peserta tidak hanya menghasilkan gagasan ilmiah, tetapi mampu mengimplementasikannya di dunia nyata. “Tantangannya, bagaimana implementasi itu dapat berdampak bagi semua pihak, serta bagaimana agar ke depan budaya lokal dapat bangkit kembali,” kata Rektor.

Konferensi tersebut juga memberikan penghargaan “Lifetime Contribution Award to Society, Community, and Education” kepada Dr (HC) Ir. Ciputra, Chairman dari Ciputra Grup atas peran sertanya dalam pembangunan bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Penghargaan juga diberikan kepada Guru Besar Fapsi Unpad, Prof. Kusdwiratri Setiono, yang telah mengembangkan “Indigenous Psychology” di Indonesia.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: