Menkominfo, “Tahun 2019, Kualitas TIK Indonesia Akan Sejajar dengan Singapura”

Menkominfo RUI, Rudiantara, Rudiantara saat memberikan Kuliah Umum bertema “Modernisasi & Pemerataan Teknologi Informasi di Indonesia dalam Persaingan Regional dan Internasional” di Unpad Jatinangor, Sabtu (6/08). (Foto oeh: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 8/06/2015] Saat ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia sudah sangat berkembang, dan akan terus dikembangkan. Ditargetkan tahun 2019 mendatang, TIK Indonesia tidak akan jauh ketinggalan dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain.

Menkominfo RUI, Rudiantara, Rudiantara saat memberikan Kuliah Umum bertema “Modernisasi & Pemerataan Teknologi Informasi di Indonesia dalam Persaingan Regional dan Internasional” di Unpad Jatinangor, Sabtu (6/08). (Foto oeh: Arief Maulana)*
Menkominfo RI, Rudiantara, saat memberikan Kuliah Umum bertema “Modernisasi & Pemerataan Teknologi Informasi di Indonesia dalam Persaingan Regional dan Internasional” di Unpad Jatinangor, Sabtu (6/06). (Foto oeh: Arief Maulana)*

Hal tersebut disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara saat memberikan Kuliah Umum di hadapan ratusan mahasiswa Unpad bertema “Modernisasi & Pemerataan Teknologi Informasi di Indonesia dalam Persaingan Regional dan Internasional”. Acara ini digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Soial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad, Sabtu (6/06) di Auditorium Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad. Acara dibuka oleh Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr.

Rudiantara menargetkan, tahun 2019 minimal Indonesia berada di nomor dua (setelah Singapura) dalam hal TIK. Meski berada di nomor dua, namun dalam realisasinya tidak akan jauh berbeda dengan Singapura, khususnya dalam hal infrastruktur.

Dengan demikian, saat ini pihaknya terus mendorong ke arah sana. “Ukurannya adalah coverage, kesediaan, dan kualitas, quality of service ya,” ujar alumni Statistika Unpad ini.

Dalam kuliah umum tersebut, Rudiantara juga memaparkan mengenai apa saja yang telah dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, terutama dalam hal mendukung program di Kementerian lain. Dalam hal ini, Rudiantara menegaskan bahwa meski Kominfo memiliki program unggulan sendiri, namun ego sektoral haruslah dihilangkan. Yang penting adalah value creation.

Misalnya yang telah dilakukan Kominfo dalam mendukung program Kementerian lain adalah mengakomodasi teknologi informasi untuk nelayan dalam mencari ikan, dukungan teknologi remote sensing di bidang pertanian, membantu meningkatkan teknologi di wilayah perbatasan, dan sebagainya.

“Pola pikir itu (ego sektoral) harus dihilangkan. Di negara kita. Pendekatanya harus pendekatan yang memberi value,” ujar Rudiantara.

Kepada mahasiswa, Rudiantara juga berpesan agar selalu berpikir out of the box, bukan hanya berpikir textbook. “Yang penting waktu kuliah yaitu pola pikir. Manfaatkan waktu kuliah itu mengasah pola pikir kita. Mengasah bagaimana kita membuat sistem, dan mencari opsi. Jangan karena textbook di bukunya mengatakan ini harus begini, ya cuma satu solusi. Enggak ada. Kita harus berani mencari opsi yang lain. Nanti kita evaluasi mana yang lebih bagus,” pesannya.

Hal tersebut terutama penting dilakukan selagi status mahasiswa masih disandang. Menjadi mahasiswa, toleransi atas ketidakberhasilan masih sangat tinggi dibandingkan saat sudah lulus kuliah. Ketika mulai berkarya atau menjadi pekerja, toleransi atas ketidakberhasilan sangat rendah.

“Gunakan sekarang, mumpung sekarang kuliah. Toleransi ketidakberhasian tuh tinggi,” ujar Rudiantara.

Mahasiswa pun dituntut untuk membuat rencana mengenai masa depannya sejak sekarang. Ketika lulus, harus menjadi apa atau mau kemana. Bukan hanya menjadi pencari kerja, tetapi diharapkan juga memiliki keunggulan dan kemauan lebih dari pencari kerja.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

Share this: