KH Athian Ali, “Beribadah Jangan Kehilangan Substansi”

Suasana kegiatan “Unpad Mapag Ramadhan” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (10/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 10/06/2015] Ketika bulan Ramadhan tiba, banyak muslim yang berlomba melakukan shaum dan beribadah dengan tujuan mendapatkan pahala. Namun, tidak sedikit yang hanya mendapat lelah, haus, maupun dahaga dari ibadah yang dilakukan. Hal ini karena ibadahnya kehilangan sisi substansinya.

Suasana kegiatan “Unpad Mapag Ramadhan” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (10/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Suasana kegiatan “Unpad Mapag Ramadhan” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (10/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Demikian dikatakan ulama ustad KH. Athian Ali Da’i, M.A., saat memberikan ceramah dalam acara “Unpad Mapag Ramadhan” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (10/06). Ceramah ini dihadiri oleh Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., pimpinan universitas dan fakultas, guru besar, dosen, dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad.

Mengutip Surah Al Ma’un dalam Al Quran, KH. Athian Ali menerangkan banyak orang-orang yang celaka padahal telah menjalankan ibadah salat. Hal ini disebabkan ibadah yang dilakukan bisa jadi tidak khusyuk dan ikhlas, sehingga tidak dapat membawa dampak sosial bagi kehidupannya.

“Dalam hadits disebutkan, alangkah banyaknya orang-orang yang salat tetapi hanya mendapat capeknya. Ini pelajaran buat kita, Apakah ibadah kita betul-betul diterima Allah?” terangnya.

Lebih lanjut Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) ini mengungkapkan, secara kontesktual ibadah terdiri dari 2 aspek; syariat dan hakikat. Hakikat merupakan substansi dari pelaksanaan ibadah. Sedangkan syariat adalah tata cara pelaksanaan ibadah untuk mendapatkan substansi itu.

“Salat, ibadah, dan saum itu bukanlah tujuan, itu adalah syariat. Hakikatnya adalah bagaimana dengan syariat itu kita bisa mendapatkan keridhoan Allah,” kata KH. Athian.

Untuk itu bulan Ramadhan yang akan tiba dalam hitungan hari ini merupakan momentum melaksanakan ibadah untuk mendapatkan keridhoan Allah. Menurut KH. Athian, saum merupakan momentum untuk melatih diri menjauhi hal-hal yang dilarang Allah Swt.

Secara jelasnya, saum secara syariat menahan diri dari berbagai hal yang selama ini dihalalkan seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri, dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dengan demikian, jika manusia mampu menahan diri dari yang halal selama saum, maka mampu pula menahan dari yang haram selama hidupnya.

Dalam bulan Ramadhan pula, KH. Athian menganjurkan civitas akademika Unpad untuk lebih giat beraktivitas. Jangan sampai Ramadhan dijadikan alasan untuk mengurangi produktivitas dalam bekerja.

“Kita harus lebih giat dan semangat berkarya. Mencari nafkah juga adalah termasuk ibadah,” pungkas KH. Athian.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: