Bahas Permukaan Bumi, Ahli Geofisika Mancanegara Hadiri Pedisgi di Unpad

Foto bersama (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 10/06/2015] Program Studi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad menggelar Padjadjaran Earth Dialogues: International Symposium on Geophysical Issues (Pedisgi) 2015, di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, mulai Senin (8/06) kemarin hingga Rabu (10/06) ini. Dalam kegiatan ini, dipertemukan para ahli dari berbagai negara untuk saling berbagi ilmu di bidang Geofisika.

Foto bersama (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., berfoto bersama dengan para narasumber saat pembukaan Pedisgi di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (8/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Ketua pelaksana kegiatan tersebut, Dr. rer. nat. Yudi Rosandi mengatakan bahwa Pedisgi 2015 berbeda dengan seminar Geofisika kebanyakan yang digelar di Indonesia. Kebanyakan, Geofisika lebih banyak membahas eksplorasi, sementara Pedisgi lebih banyak membahas ilmu murni Geofisika. “Murni dan juga teori. Jadi kita lebih ke segi keilmuan,” ungkap Dr. Yudi saat ditemui di sela kegiatan.

Adapun tema yang diangkat pada gelaran kali ini adalah “Studies on the Mechanisms of the Earth Surface Formation”. Materi yang dibahas antara lain mengenai bagaimana permukaan bumi mulai tercipta, landscape bumi, dan sebagainya.

“Contohnya adalah Bandung. Kenapa permukaan Bandung seperti itu? Ternyata yang memiliki data lengkap tentang Bandung itu justru Jepang. Makanya kita undang profesor dari Jepang,” ujar Dr. Yudi.

Karena yang dibahas adalah ilmu dasar, Dr. Yudi menuturkan bahwa hal tersebut sangat penting dan akan memiliki efek yang luar biasa bagi semua orang, termasuk para ahli. “Jadi memang fundamental, dasar sekali. Tapi efeknya itu menjadi penting bagi semua orang,” tuturnya.

Para pembicara berasal dari 8 negara. Selain Indonesia, juga dari Argentina, Jerman, Islandia, Jepang, Rusia, Malaysia, dan Belanda. Acara ini diikuti oleh sekitar 150 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Dari industri juga ada. Sekitar 3% kontributor,” ungkap Dr. Yudi.

Kegiatan sendiri terbagi menjadi oral presentation dari pembicara tamu dan kontributor, serta poster presentation dari para peserta. Untuk parallel session, peserta dibagi dalam empat kategori presentasi, yaitu mengenai teori dan komputasi geofisika, geofisika lingkungan, eksplorasi geofisika, serta instrumentasi dan pengukuran geofisika.

“Terakhir nanti kami mengadakan dialog. Jadi semacam diskusi panel. Nah kami undang dari ahli geologi, ahli geofisika, dan ahli sosial,” ungkap Dr. Yudi. Selain itu, juga akan dilakukan kunjungan ke daerah geothermal di Kamojang, Garut.

Selanjutnya, akan dipilih makalah terbaik dari para peserta. Tim Pedisgi pun akan membantu meningkatkan kualitas makalah serta akan mengirimkannya ke jurnal internasional terindeks Scopus, yaitu Near Surface Geophysics dan Earth and Environmental Science. “Saya harapkan nanti akan mengangkat juga Unpad supaya indeksnya makin tinggi,” harapnya.

Selain itu, dengan digelarnya kegiatan ini, diharapkan akan terjalin kerja sama dan komunikasi yang erat, baik antar sesama peserta di Indonesia maupun dengan para pembicara tamu dari luar negeri. Dengan demikian, kedepannya diharapkan dapat tercipta kolaborasi riset dari berbagai institusi, termasuk Unpad.

“Antar peserta dari Indonesia juga saya harap bisa saling berkomunikasi. Karena ternyata banyak sekali penelitian di bidang itu, tapi kan kalau tidak disampaikan tidak diketahui oleh publik. Makanya di sini kita mencoba melakukan itu,” harapnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: