Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, mendengarkan pemaparan tentang Apotek Pendidikan Unpad-Kimia Farma (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 10/04/2015] Guna lebih mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Unpad bekerja sama dengan PT. Kimia Farma Tbk., membuka Apotek Pendidikan Unpad-Kimia Farma yang berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) No. 248, Bandung.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, mendengarkan pemaparan tentang Apotek Pendidikan Unpad-Kimia Farma (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, mendengarkan pemaparan tentang Apotek Pendidikan Unpad-Kimia Farma di Jln. Ir. H. Djuanda 248 Bandung, Kamis (9/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Apotek tersebut diresmikan oleh Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia, dan disaksikan langsung oleh Dirut PT. Kimia Farma, Rusdi Rosman, dan Dirut PT. Kimia Farma Apotek Iman Fathorrahman dengan menandatangani prasasti di halaman kompleks Apotek Pendidikan, Kamis (9/04) kemarin. Peresmian ini juga dihadiri oleh pimpinan universitas dan fakultas, Rektor ke-7 dan ke-9 Unpad, serta jajaran direksi dari PT. Kimia Farma.

Iman mengungkapkan, apotek ini merupakan apotek ke-645 yang dibuka oleh PT. Kimia Farma Apotek sekaligus apotek pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan institusi pendidikan. Pembukaan tersebut dilatarbelakangi oleh niat Unpad melalui Fakultas Farmasi dengan PT. Kimia Farma untuk meningkatkan performa pelayanan apotek.

“Secara khusus ini akan memberikan warna bagi peningkatan kualitas pelayanan apotek di Indonesia,” kata Iman.

Tidak hanya terfokus menjadi profit center, apotek ini juga akan menjadi sarana pembelajaran bagi civitas akademika Unpad. Menurut Iman, apotek pendidikan ini juga dilengkapi dengan Pusat Pengembangan Pelayanan Kefarmasian yang di dalamnya melibatkan proses pendidikan mahasiswa Program Profesi Apoteker dan Magister Farmasi Klinik. Selain itu juga akan digelar berbagai macam pelatihan bagi instansi yang memerlukan.

Salah satu layanannya adalah masyarakat dapat mengonsultasikan obat kepada para apoteker.“Kita tidak hanya memberikan secara langsung tetapi memberikan juga edukasi sehingga bisa menjadikan manfaat yang luas kepada masyarakat,” tutur Iman.

Selain memberikan layanan apotek dan konseling apoteker, apotek ini juga dilengkapi ruang racik, klinik pratama, utama, dan Medication TherapyAdherence Clinic (MTAC) atau Klinik Terapi Kepatuhan Obat. Klinik Terapi yang dibuka antara lain; klinik terapi dan kepatuhan obat Diabetes, klinik terapi dan kepatuhan obat pada pasien Obesitas, klinik terapi dan kepatuhan obat pada pasien usia lanjut, klinik berhenti merokok, dan klinik kulit dan kecantikan.

Apotek tersebut juga dilengkapi dengan perpustakaan khusus buku-buku berbahasa Sunda dan Digitalisasi Lagu-lagu Sunda, serta sarana latihan bagi sejumlah Sanggar Seni Sunda di Bandung. Dengan demikian, apotek ini juga menjadi ruang pendekatan Budaya Sunda kepada masyarakat.

“Ini akan menjadi daya tarik orang-orang yang ke sini untuk beli obat,” tanggap Rektor.

Sementara itu, Rusdi mengatakan apotek ini merupakan wujud konkret antara kerja sama harmonisasi akademisi, bisnis, dan pemerintah. Sebelumnya, kerja sama yang terjalin antara Unpad dengan Kimia Farma adalah pengembangan obat anti diabetes yang diambil dari estrak buah pala. Pengembangan ini berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., Dekan Fakultas Farmasi Unpad.

Lebih lanjut Alumni Fakultas Farmasi Unpad ini menyebut kerja sama ini tentunya akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Sekitar 35% persentase keuntungan per tahun dari apotek ini dapat digunakan untuk pengembangan Unpad.

Terkait dengan kerja sama tersebut, Rektor juga mendorong fakultas lain untuk segera memformalisasi kerja sama yang telah dilakukan dengan unit kerja lain. Salah satu wujud kerja sama tersebut adalah dengan membuka laboratorium penelitian bagi civitas akademika.

“Kesempatan ini akan sangat terbuka, apalagi saat ini riset dan pendidikan tinggi digabung dalam satu kementerian,” jelas Rektor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: