Sebulan Tenggelam di Air Laut, Gigi jadi Faktor Penting Identifikasi Korban Pesawat Air Asia

Belly Sam, drg., M.Kes. saat melakukan analisa digital radiograf gigi di kamar jenazah RS Bhayangkara Surabaya *

[Unpad.ac.id, 27/01/2015] Tenggelam satu bulan di dalam air laut, kondisi jenazah korban jatuhnya pesawat Air Asia dengan kode penerbangan QZ8501 di Selat Karimata, Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, jadi sulit diidentifikasi baik melalui sidik jari maupun melalui pemeriksaan DNA. Kerusakan bagian tubuh akibat air laut menjadi penyebab kesulitan identifikasi tersebut. Pada kondisi tersebut, keberadaan gigi korban menjadi sangat vital dalam proses identifikasi.

Belly Sam, drg., M.Kes. saat melakukan analisa digital radiograf gigi di kamar jenazah RS Bhayangkara Surabaya *
Belly Sam, drg., M.Kes. saat melakukan analisa digital radiograf gigi di kamar jenazah RS Bhayangkara Surabaya *

“Gigi adalah satu-satunya struktur biologi yang sangat dan tahan terhadap berbagai kondisi yang ekstrim seperti tahan pada suhu yg sangat tinggi, tahan dari pengaruh kimiawi dan tidak berubah dengan umur jutaan tahun walaupun terkubur di dalam tanah. Masih banyak lagi sifat sifat unik gigi yang dapat bermanfaat dalam membantu mengidentifikasi manusia,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes.

Dalam membantu tim DVI (Disaster Victim Investigation) yang bertugas mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, Unpad turut serta mengirimkan ahli forensik gigi. Sudah dua tim berangkat secara bergantian, dan hari Selasa (27/01) ini akan diberangkatkan tim ketiga ke RS Bhayangkara Surabaya, tempat dilakukannya identifikasi jenazah. Baca juga: Tim Forensik Gigi FKG Unpad Turut Berpartisipasi dalam Identifikasi Korban Air Asia QZ8501

Menurut Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., tim kedua bertugas di RS Bhayangkara Surabaya pada 24 Januari 2015 hingga 27 Januari 2015 hari ini. Tim ini terdiri dari tiga dokter gigi dari Departemen Radiologi Kedokteran Gigi FKG Unpad, yaitu Belly Sam, drg., M.Kes., SpRKG., Ali, drg dan Grace, drg. Belly Sam adalah memiliki kompetensi radiologi forensik dan pernah pula terlibat sebagai tim identifikasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak Bogor pada Mei 2012 lalu.

“Identifikasi jenazah melalui forensik gigi bisa lebih cepat. Dari beberapa jenazah yang hancur, giginya masih bisa diidentifikasi,” ujar Koordinator Ilmu Forensik Odontologi FKG Unpad, Fahmi Oscandar, drg., MKes,SpRKG, salah satu dokter di tim pertama FKG Unpad yang bertugas di RS Bhayangkara pada 1-4 Januari 2015 lalu.*

Rilis oleh: FKG Unpad / art

Share this: