Ootrad Harus Lebih Banyak Tonjolkan Seni Budaya Tradisional

Salah satu mahasiswa asing di Unpad mengikuti lomba "Manggul Suluh" di Ootrad ke-7 Unpad di Unpad Kampus Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Minggu (23/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 23/11/2014] Universitas Padjadjaran kembali menggelar Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) yang ketujuh kalinya dalam rangka Dies Natalis ke-57, Minggu (23/11) di Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung dan Area Car Free Day, Jalan Ir. H. Juanda, Bandung. Acara yang telah digelar sejak tahun 2008 tersebut diikuti oleh civitas akademika di fakultas, unit kerja, tamu undangan, serta perwakilan mahasiswa asing di lingkungan Unpad.

Salah satu mahasiswa asing di Unpad mengikuti lomba "Manggul Suluh" di Ootrad ke-7 Unpad di Unpad Kampus Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Minggu (23/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Salah satu mahasiswa asing di Unpad mengikuti lomba “Manggul Suluh” di Ootrad ke-7 Unpad di Unpad Kampus Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Minggu (23/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Meski sempat diguyur hujan, perlombaan tetap berlangsung meriah. Sorak sorai bobotoh pendukung tim yang berlaga terdengar di setiap penjuru tribun pertandingan. Hal ini diapresiasi oleh Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S.

“Ada hal yang berbeda dengan tahun sebelumnya, ada suasana kebersamaan luar biasa yang kita bisa rasakan,” jelas Prof. Engkus.

Sebagai salah satu wahana untuk mengangkat kembali Kebudayaan Sunda, Prof. Engkus berharap Ootrad kali ini lebih dapat menonjolkan sisi Kesundaannya.

“Tadi di Rampak Gerak ada beberapa kebudayaan yang hilang tercerabut dari kebudayaan Sunda. Saya kira mesti ada sebuah perubahan, bahwa kalau kita ingin mempertahankan Budaya Sunda, tidak usahlah menggabungkan dengan kebudayaan Barat. Masih banyak kesenian dan kebudayaan Sunda yang bisa ditampilkan dengan baik,” tegasnya.

Acara diawali dengan “Aleut-aleutan”, parade kontingan fakultas, unit kerja, Unit Kegiatan Mahasiswa, serta komunitas mahasiswa di lingkungan Unpad di kawasan Car Free Day. Lalu, acara diisi dengan lomba Rampak Gerak, sebuah atraksi seni yang menjadi bagian dari parade Aleut-aleutan.

Selepas Aleut-aleutan, dilanjutkan dengan makan bersama di Grha Sanusi Hardjadinata. Setiap kontingen berbaur menikmati hidangan yang disediakan. Hal ini menjadi salah satu tujuan dari Ootrad, yakni meningkatkan semangat kebersamaan di kalangan civitas akademika Unpad.

Ada beberapa kategori lomba yang dipertandingkan dalam Ootrad kali ini, yaitu Kategori Olahraga Tradisional meliputi Balap Egrang Putra, Balap Karung Putri, Nanggung Suluh (Putra), dan Ngagandong Jukut (Putri), serta kategori Kreativitas Seni meliputi Pawai Aleut-aleutan, Rampak Gerak, Bobotoh Heboh, dan Maskot Kahot. Lomba Olah Raga Tradisional dilaksanakan di Lapangan Parkir Utara Kampus.

“Dalam Ootrad kali ini dinilai pula kekompakan bobotoh dalam mendukung timnya, serta maskot setiap kontingen,” ujar Direktur Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad, Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: