Manajemen Rantai Pasok Berperan Penting terhadap Daya Saing Produk

Deputy Program Director, Master of Supply Chain and Logistics Management at RMIT University Australia, Ferry Jie, saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional “Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian” di Bale Sawala, Unpad kampus Jatinangor, Senin (24/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

[Unpad.ac.id, 24/11/2014] Supply chain management atau manajemen rantai pasok dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing dari suatu produk. Bukan hanya mengenai perpindahan barang, supply chain management juga meliputi alur informasi dari produsen ke konsumen tingkat akhir.

Deputy Program Director, Master of Supply Chain and Logistics Management at RMIT University Australia, Ferry Jie, saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional “Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian” di Bale Sawala, Unpad kampus Jatinangor, Senin (24/11). (Foto oleh: Dadan T.)*
Deputy Program Director, Master of Supply Chain and Logistics Management at RMIT University Australia, Ferry Jie, saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional “Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian” di Bale Sawala, Unpad kampus Jatinangor, Senin (24/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Hal tersebut disampaikan Deputy Program Director, Master of Supply Chain and Logistics Management at RMIT University Australia, Ferry Jie saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional “Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian” yang diselenggarakan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad di Bale Sawala, Unpad kampus Jatinangor, Senin (24/11).

Pada kesempatan tersebut, Ferry Jie memaparkan mengenai penerapan manajemen rantai pasok di Australia untuk meningkatkan daya saing produk, khususnya di sektor Agribisnis. Diantaranya, Ferry Jie secara spesifik membahas studi kasus pengembangan produsen daging dan susu di Australia.

Ferry Jie mengungkapkan, produksi daging Australia merupakan penghasil komoditas ekspor keempat terbesar di negara tersebut. Australia telah menerapkan manajemen rantai pasok yang betul-betul terintegrasi, dari mulai feedlot atau peternakan hingga konsumen akhir. Di sana, daging sangat terjamin kualitasnya dan kesegarannya. Australia memang memiliki food safety regulation yang baik, termasuk juga dalam hal consumer protection.

“Di Australia sangat melindungi hewan. Di sana sangat meperhatikan animal walfare,” ujar Ferry Jie. Selain itu, jaminan kualitas juga sangat diperhatikan, dari mulai tempat pemotongan, distribusi, hingga produk akhir.

Hal tersebut juga terjadi pada industri susu yang merupakan penghasil komoditas ekspor ketiga di Australia. Bahkan, banyak warga dari negara lain yang sengaja membeli susu di Australia karena sudah terjamin kualitasnya.

Seminar ini dibuka oleh Wakil Dekan I Faperta Unpad, Ir. Anas, M.Sc., Ph.D, digelar sebgai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-55 Faperta Unpad. Seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta yang meliputi akademisi (dosen dan mahasiswa) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah, perbankan, serta para pelaku usaha (pengusaha agribisnis dan petani). Adapun pemakalah yang turut serta adalah sebanyak 62 pemakalah dari seluruh Indonesia.

Acara ini juga menghadirkan pembicara Fresh Director Giant Hypermarket, Sariyo, yang memaparkan mengenai kegiatan yang telah dilakukan dalam pelibatan petani kecil pada sistem rantai pasok produk bekerja sama dengan tim dari Unpad, Kepala Divisi Pengembangan UMKM Bank Indonesia Ika Tedjaningrum yang membahas mengenai pengembangan skema pembiayaan pertanian dengan pendekatan rantai yang diharapkan mampu mengembangkan kapasitas petani kecil dalam sistem rantai pasok terstruktur.

Pembicara lain yang turut hadir yaitu Dr. Momon Rusmono, Ir selaku Sekretaris Badan PPSDM Pertanian Kementerian Pertanian yang membahas mengenai berbagai kebijakan pertanian terkait pembangunan inklusif di sektor pertanian, serta Iwan Setiawan, SP., MSi yang merupakan dosen Sosial Ekonomi Pertanian Faperta Unpad, memaparkan mengenai pengembangan masyarakat dalam upaya meningkatkan kapasitas petani kecil untuk terlibat dalam proses pembangunan inklusif.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: