Ciptakan Solusi Penyediaan Air Bersih, Mahasiswa Unpad Raih Juara 2 Paper Competition Pestagama 2014

Tiga mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Unpad yang meraih juara 2 Pestagama 2014 di UGM Yogyakarta *

[Unpad.ac.id, 18/11/2014] Krisis air menjadi masalah krusial di negeri ini. Kekeringan di musim kemarau dan potensi banjir ketika musim penghujan menjadi bencana yang sampai saat ini sulit ditangani. Ada harapan yang dialamatkan kepada kaum intelektual untuk mengatasi problematika tersebut.

Tiga mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian  Unpad yang meraih juara 2 Pestagama 2014 di UGM Yogyakarta *
Tiga mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Unpad yang meraih juara 2 Paper Competition Pestagama 2014 di UGM Yogyakarta *

Salah satu upaya meningkatkan fungsi air bagi kesejahteraan masyarakat, 3 orang mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad menciptakan ecogreen water treatment system, sebuah solusi penyediaan air bersih di masa depan. Sistem ini dapat menampung air di water polder tank dan mengubahnya menjadi air bersih yang siap dikomsumsi masyarakat.

Adalah Supriady RP Siregar, Moch Firman Akbar, dan Rizki Barkah Aulia yang menciptakan alat tersebut. Keadaan alam Indonesia yang rentan oleh bencana akibat air menjadi ide awal pembuatan alat. Proses perancangan alat ini juga didukung oleh dosen mereka, Dr. Rija Sudirja, S.P., M.T.

“Dengan alat kami, sistem ini dapat menampung air hujan yang turun dengan rata-rata intensitas 2000 sampai 4000 mm agar tidak memasuki bencana pada saat musim hujan, kita menyimpannya lalu diolah dengan nano filter teknologi, dan hasilnya didistribusikan kembali ke masyakarat,” jelas Supriady saat diwawancarai Humas Unpad, Senin (18/11).

Cara kerjanya, air ditampung di water polder tank. Dalam tangki tersebut, ada proses penyaringan air oleh zat karbon aktif, silica, dan ziolit. Selanjutnya, air akan dilanjutkan ke triple nano filter untuk dilakukan treatment sehingga menjadi air yang dapat diminum. Filter tersebut terdiri dari 3 unsur, yaitu filter kotoran, filter ion kation, dan filter garam.

“Proses filterisasi tersebut menggunakan teori osmosis. Air yang masuk akan ditekan dari konsentrai tinggi ke konsentrasi yang paling rendah sehingga air dapat dijamin kualitasnya,” tambahnya.

Meskipun siap minum, air disaring lagi oleh UV Light System. Tujuannya agar patogen yang masih lolos dari saringan sebelumnya dapat benar-benar mati sehingga kemurniannya terjamin 99% dan siap disalurkan kembali ke rumah warga melalui pipa. Supriady menambahkan, air apapun dapat diubah menjadi air bersih melalui alat tersebut.

Dengan alat tersebut, suatu daerah dapat terbebas dari banjir akibat air tertampung dengan baik. Air pun dapat diproduksi menjadi air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan warga. Di bidang pertanian, alat ini pun dapat mengalirkan air bersih untuk keperluan irigasi.

“Kita juga bisa menanam tanaman di atasnya. Caranya, kita gali tanah, dipasangkan alat ini lalu dilapisi dengan terpal dan ditimbun tanah. Di atasnya kita tanami tanaman yang airnya diambil dari alat tersebut,” tambah Firman.

Dengan alat ini, ketiganya berhasil meraih juara II kategori Paper Competition pada Pekan Sains Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (Pestagama) 2014 di Yogyakarta pada 31 Oktober – 3 November lalu. Penemuannya berhasil mengalahkan 127 peserta lainnya yang berasal dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Terpilih menjadi 3 besar, ketiganya berkesempatan mempresentasikan penemuannya pada acara Seminar Nasional yang menjadi rangkaian dalam kegiatan tersebut. Akhirnya, ketiganya meraih juara 2 bersama-sama dengan tim dari Institut Pertanian Bogor pada juara 1, dan tim Universitas Pancasila pada juara 3.

“Pada waktu itu, kita tidak pernah memiliki target jadi juara. Kita santai saja, yang penting keikutsertaan kami hanya untuk cari pengalaman dan mengembangkan diri,” ujar Supriady.

Ke depannya, alat ini akan terus dikembangkan lagi oleh ketiganya agar dapat benar-benar diaplikasikan langsung oleh masyarakat. Saat ini, telah ada tawaran dari PT Pertamina Persero untuk memproduksi alat tersebut. Supriady sendiri yakin alat ini dapat diterapkan pada berbagai kawasan strategis properti.

“Kami hanya ingin menyejahterakan masyarakat. Menjadi mahasiswa Unpad merupakan anugerah tersendiri bagi kami, tetapi ketika kami dapat berkarya dan berkontribusi bagi banyak orang, itu merupakan anugerah bagi banyak orang. Itu moto kami,” ujar Supriady mantap.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: