Di Era Komunitas ASEAN 2015, Indonesia Jangan Hanya Jadi Target Pemasaran

Para narasumber Kuliah Umum “Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015: Peluang dan Tantangan Sektor Pangan” di Bale Sawala Unpad Jatinangor (Foto oleh: Artanti H.)*

[Unpad.ac.id, 9/10/2014] Dalam menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 mendatang, Indonesia harus memiliki strategi untuk dapat bersaing pada integrasi ekonomi regional dan global. Dalam hal ini, Indonesia harus mempunyai strategi jitu untuk meningkatkan daya saing nasional secara keseluruhan.

Para narasumber Kuliah Umum “Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015: Peluang dan Tantangan Sektor Pangan” di Bale Sawala Unpad Jatinangor (Foto oleh: Artanti H.)*
Para narasumber Kuliah Umum “Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015: Peluang dan Tantangan Sektor Pangan” di Bale Sawala Unpad Jatinangor (Foto oleh: Raihan Alvanny Syakira)*

Hal tersebut disampaikan Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Ina Hagniningtyas Krisnamurthi saat menjadi pembicara pada Kuliah Umum “Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015: Peluang dan Tantangan Sektor Pangan” yang digelar atas kerja sama Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unpad dengan Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri, di Bale Sawala kampus Unpad Jatinangor, Kamis (9/10).

Ina menuturkan, sebagai bagian dari Komunitas Ekonomi ASEAN, Indonesia seharusnya memiliki peran penting sebagai pusat produksi dan distribusi, bukan sebagai pusat pemasaran produk saja Hingga kini, Indonesia belum menjadi pemain utama dalam rantai produksi di pasar ASEAN. Dengan demikian, hal yang mutlak dilakukan dalah peningkatan daya saing.

“Belajarlah untuk tidak defensif, belajarlah untuk progresif. Bagaimana caranya Indonesia menyerang, karena Indonesia kan banyak produknya,” ujar Ina. Menurutnya, faktor terpenting dari penentu daya saing adalah kualitas SDM-nya.

humas unpad _2014_10_09_00043531Untuk mencapainya, Ina menyebutkan bahwa perlu adanya kerja sama berbagai pihak. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan selalu mengutamakan kepentingan nasional dalam setiap perundingan perdagangan internasional, serta memperkuat ekonomi dalam negeri di berbagai bidang. “Kita harus bersatu untuk mencapai suatu strategi yang jitu,” tutur Ina.

Kementerian Luar Negeri pun telah bekerja sama dengan sebelas universitas untuk membentuk Pusat Studi ASEAN. Salah satu Pusat Studi ASEAN yang telah dibentuk adalah di Unpad. Dengan demikian, Ina mendorong agar Pusat Studi ASEAN yang telah terbentuk, termasuk di Unpad, dapat merealisasikan kegiatannya secara jelas. Diantaranya adalah dengan melakukan pertukaran mahasiswa ke sejumlah negara.

Kuliah Umum ini juga menghadirkan pembicara Prof. Der. Husein Sawit, M.Sc., dari Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) Kemenetrian Pertanian dengan tema “Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 dan Ketahanan Pangan Indonesia”. Turut pula menjadi pembicara perwakilan dari Bank Indonesia Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara, Gentur Wibisono, dengan tema “Mempersiapkan Industri Pangan, Khususnya UKM Pangan dalam Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015: Belajar dari Pengalaman Provinsi Bali.”*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana

Share this: