Targetkan Sejuta Biopori, LPPM Unpad dan Pertamina Gelar Pelatihan Konservasi Alam bagi Warga Jatinangor

Ketua LPPM Unpad Prof. Wawan Hermawan dan perwakilan PT Pertamina, Diki Irnanda, saat membuka pelatihan Program Konservasi Alam dan Lingkungan menggunakan teknik Lubang Resapan Biopori (LRB) bagi warga di Kecamatan Jatinangor di Bale Sawala Unpad (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

[Unpad.ac.id, 21/09/2014] Sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan PT. Pertamina mengelar kegiatan pelatihan program konservasi alam dan lingkungan menggunakan teknik Lubang Resapan Biopori (LRB) bagi warga di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Pelatihan ini digelar di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Sabtu (20/09) kemarin.

Ketua LPPM Unpad Prof. Wawan Hermawan dan perwakilan PT Pertamina, Diki Irnanda, saat membuka pelatihan Program Konservasi Alam dan Lingkungan menggunakan teknik Lubang Resapan Biopori (LRB) bagi warga di Kecamatan Jatinangor di Bale Sawala Unpad (Foto oleh: Purnomo Sidik)*
Ketua LPPM Unpad Prof. Wawan Hermawan dan perwakilan PT Pertamina, Diki Irnanda, saat membuka pelatihan Program Konservasi Alam dan Lingkungan menggunakan teknik Lubang Resapan Biopori (LRB) bagi warga di Kecamatan Jatinangor di Bale Sawala Unpad, Sabtu (20/09). (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

Pelatihan yang diikuti unsur muspida dan tokoh masyarakat dari 12 desa di kecamatan Jatinangor ini mengusung tema “Sejuta Lubang Resapan Biopori untuk Air di Masa Depan”. Yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat di kecamatan Jatinangor dalam mengelola lingkungan, khususnya dalam pengelolaan air.

Pelatihan dibuka oleh perwakilan Pjs Area Manager SME & SR Partnership Program Region JBB PT. Pertamina Diki Irnanda dan Ketua LPPM Unpad Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS. Dalam sambutannya Ketua LPPM Unpad mengatakan bahwa pembangunan yang pesat di wilayah Jatinangor memang tidak bisa dipungkiri lagi. Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat memelihara bersama wilayah Jatinangor ini.

“Kita pintar sekali membagun, tapi memeliharanya tidak mau. Kita garda terdepan di wilayah Jatinangor ini, mari kita jaga bersama. Jangan saling salah-menyalahkan, mari kita selesaikan bersama,” ujar Prof. Wawan.

Sementara itu ketua pelaksana kegiatan pelatihan Ir. Bambang Aris Sistanto, Dipl.IE., MO., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegitan pelatihan ini merupakan aspirasi dari masyarakat Kecamatan Jatinangor yang berkeinginan untuk berpartisipasi dalam melakukan konservasi air.

“Unpad sebagai lembaga pendidikan yang berdomisili juga di Kecamatan Jatinangor merasa terpanggil untuk dapat berkontribusi menghadapi kondisi dan situasi peyelamatan air di Kecamatan Jatinangor ini. Tidak dipungkiri banyak mahasiswa kita yang tinggal di wilayah jatinangor sehingga kita merasa terpanggil dan berkewajiban memberikan sumbangsih bagi lingkungan Jatinangor, salah satunya melalui pelatihan LRB ini,” tutur Bambang.

Pelatihan LRB diawali dari penyampaian pengetahuan tentang apa itu LRB dan apa manfaatnya, yang disampaikan oleh ketua pelaksana Ir. Bambang Aris Sistanto di Bale Sawala. Menurutnya, teknologi ini dipilih karena efisien, murah dan dapat diterapkan dimana saja dan oleh siapa saja.

Setelah penyampaian sosialisasi yang disampaikan di Bale Sawala,  pelatihan berlanjut di Kantor Kecamatan Jatinangor dan 4 Desa terpilih yang ada di Kecamatan Jatinangor. Keempat desa tersebut adalah Cileles, Hegarmanah, Jatimukti, dan Mekar Galih. Peserta pelatihan yang berjumlah rata-rata 10 orang di tiap desa ini merupakan calon instruktur lokal, dimana instruktur lokal ini dilatih agar nantinya mampu menyampaikan teknik LRB kepada warga desa yang lain, baik sebagai pembicara maupun sebagai instruktur.

“Dengan melatih Instruktur lokal ini, diharapkan kedepannya warga desa yang terlibat dalam kegiatan ini akan semakin bertambah,” Lanjut Bambang.

Adapun materi pelatihan yang disampaikan antara lain pendalaman teknik LRB, diskusi yang kemudian pratek pembuatan LRB di lapangan yang didampingi oleh para instruktur yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad.

Pelatihan dan pendampingan LRB ini sendiri akan berlangsung hingga akhir November 2014. Pendampingan ini sendiri selain untuk memastikan pemilihan penempatan LRB, juga sebagai menghitung target jumlah LRB sehingga target sejuta Lubang Resapan Biopori untuk air di masa depan dapat terpenuhi.*

Laporan oleh: Purnomo Sidik / eh

Share this: