Dirut Telkom Jadi Wisudawan Terbaik Program Doktor Unpad

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan) memberi selamat kepada Direktur Utama PT Telkom Indonesia yang lulus menjadi wisudawan terbaik Program Doktor pada Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2013/2014 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Selasa (26/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 26/08/2014] Sebanyak 3.128 lulusan Unpad dilantik pada Wisuda Gelombang IV Tahun Akademik 2013/2014. Dalam pidatonya, Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia secara khusus memberikan ucapan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya pada lulusan terbaik di masing-masing strata, lulusan termuda, dan lulusan tertua.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan) memberi selamat kepada Direktur Utama PT Telkom Indonesia yang lulus menjadi wisudawan terbaik Program Doktor pada Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2013/2014 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Selasa (26/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan) memberi selamat kepada Direktur Utama PT Telkom Indonesia yang lulus menjadi wisudawan terbaik Program Doktor pada Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2013/2014 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Selasa (26/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Salah satunya adalah wisudawan terbaik Program Doktor, Arief Yahya, yang merupakan Direktur Utama PT Telkom Indonesia. Arief berhasil meraih gelar Doktor dalam Bidang Manajemen Bisnis dengan yudisium Cumlaude pada Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar pada Bulan Juni lalu. Wisuda sendiri dilaksanakan di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (26/08) hingga Jumat (29/08) mendatang.

“Saya orangnya fokus. Fokus itu adalah mengutamakan yang utama,” tutur Arief Yahya saat ditemui usai prosesi wisuda. Ia mengharapkan, prestasinya ini dapat menjadi inspirasi, terutama untuk keluarga dan anak-anaknya. Arief juga ingin ilmu yang ia dapat dapat bermanfaat untuk masyarakat luas, dengan membuat buku berdasarkan hasil disertasinya.

Selain Arief, wisudawan terbaik lainnya adalah Sulistianah dari Program Studi Ilmu Sastra (wisudawan terbaik Program Magister), Liena Suryani dari Program Studi Ilmu Patalogi Anatomi (Program Spesialis), Talitha Nurul Bulan dari Program Studi Profesi Apoteker (Program Profesi), Lydia Febriani dari Program Studi Peternakan (Program Sarjana), dan Corolla Rosa Damania dari Program Studi Hubungan Masyarakat (Program D-III).

“Kriteria lulusan terbaik didasarkan kepada IPK, predikat yudisium, publikasi ilmiah, masa studi tepat waktu, serta tidak adanya pengulangan dalam mata kuliah selama studi,” ungkap Rektor saat menyampaikan pidato wisuda.

Adapun wisudawan termuda adalah Intan Larasati Setia Utami dari Program Studi Farmasi, dengan usia 19 tahun 10 bulan. Wisudawan tertua adalah Etty Haryati Djukardi dari Ilmu Hukum dengan usia 72 tahun.

Di hadapan para wisudawan, Rektor juga mengatakan bahwa keintelektualitasan seseorang, dapat diwujudkan dalam bentuk pendukungan (supporting), pemberi arah (driving), pemberdaya (enabling/empowering) dan pentransformasi (transforming) ke arah perubahan bangsa dan negara yang lebih baik.

Para sarjana sebagai kaum intelektual pun dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah bangsa, dan bukan menjadi tambahan masalah baru bagi bangsa. “Para sarjana harus menjadi subjek dari peradaban, sehingga dihasilkan peradaban baru yang lebih baik dari peradaban-peradaban sebelumnya,” tutur Rektor.

Sejarah menunjukkan, bahwa berdirinya Indonesia tidak terlepas dari kaum intelektual Indonesia (bukan hanya sarjana) masa itu. Jumlahnya pun sangat kecil, bahkan belum mencapai 100 orang di seluruh wilayah Indonesia. Meski demikian, karena semangatnya yang tinggi, mereka bisa memerdekakan Indonesia.

“Kalaulah dewasa ini dengan jumlah sarjana yang mencapai jutaan orang, kita belum bisa mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, bisa jadi karena kita baru berada pada tahapan pengagum ‘titel’ sebagaimana kata Sutan Sjahrir, dan bukan sebagai ‘intelektual’ pengabdi kepada masyarakat sebagaimana yang dikemukakan Sharif Shaary, Gramsci, dan Benda, dan juga jauh dari dasar-dasar dan nilai-nilai ke-ilahiahan,” tutur Rektor.

Kepada para wisudawan, Rektor juga mengingatkan bahwa pendidikan tinggi adalah modal dasar untuk terus dikembangkan. “Apabila tidak ingin ketinggalan zaman, kita semua harus terus berusaha untuk menambah ilmu.” *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: