Foto bersama pimpinan Unpad dengan peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LI Studi Strategi Dalam Negeri (SSDN) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 2/07/2014] Unpad menerima kunjungan dari peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LI Studi Strategi Dalam Negeri (SSDN) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, Rabu (02/07) di ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung. Kunjungan diterima secara resmi oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, dan Wakil Rektor III Unpad, Dr. med. Setiawan, dr.

Foto bersama pimpinan Unpad dengan peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LI Studi Strategi Dalam Negeri (SSDN) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Foto bersama pimpinan Unpad dengan peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LI Studi Strategi Dalam Negeri (SSDN) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kunjungan tersebut diikuti oleh 35 peserta yang merupakan perwakilan dari Dinas Sipil, TNI, Polri, Instansi, dan unsur tokoh masyarakat. Mayjen TNI Setyo Sularso, pimpinan rombongan mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi ideologi, demokrasi, politik, ekonomi, serta sosial budaya khususnya Jawa Barat dalam sudut pandang akademisi.

“Kita memilih provinsi Jawa Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara sebagai objek strategis peserta PPRA LI. Unpad sendiri kami pilih sebagai objek strategis Jabar untuk mendapatkan hasil yang komprehensif,” tuturnya.

Rektor mempresentasikan tentang Unpad di hadapan para peserta. Selain presentasi, Rektor juga memaparkan beberapa kondisi sosial budaya Jawa Barat melalui program-program yang dilakukan Unpad. Salah satu program yang dibahas yaitu “Unpad Nyaah ka Jabar”.

Menurutnya, program “Unpad Nyaah ka Jabar” merupakan affirmative action untuk meningkatkan jumlah pelajar asal Jawa Barat yang berkuliah di Unpad. Sebagai PTN dengan peminat di SNMPTN dan SBMPTN tertinggi di Indonesia, para pelajar asal Jawa Barat tentunya harus bersaing, bukan hanya regional, namun juga dengan pelajar asal luar Jawa Barat.

Sulitnya persaingan pelajar Jawa Barat untuk bisa berkuliah di PTN merupakan masalah tersendiri. Rektor memaparkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menduduki peringkat yang rendah dibandingkan provinsi lain yang masih berkembang.

Masalah lain yang dikemukakan adalah tingginya angka kematian ibu serta rendahnya kesadaran hukum. Salah satu penyebab adalah laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga disinyalir memicu masalah-masalah sosial.

Ketika ditanya apa langkah konkret yang dilakukan Unpad, Rektor menjelaskan ada beberapa gagasan yang sudah dilakukan dari unsur akademik. Pendorongan aktivitas riset, termasuk diantaranya riset terapan, diupayakan Unpad untuk mengentaskan beragam permasalahan sosial di Jawa Barat.

“Kita juga pernah bekerja sama dengan Pemda untuk program pendidikan 1000 bidan. Untuk program studi Magister Kebidanan juga kita arahkan untuk menjadi seorang guru,” terangnya.

Sementara untuk menghasilkan SDM yang unggul, penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mampu bekerja berdasarkan kaidah keilmuan. Selain itu, pemberian pendidikan politik secara dasar dan pendidikan agama yang mengarah pada aspek afektif menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di Unpad ke depannya.

“Kita juga mengharapkan apabila dari Lemhanas ada yang melakukan kajian yang bernilai tinggi, kita bisa lakukan kerja sama. Kita tidak bisa menyelesaikan berbagai permasalahan sendiri, tapi kita akan lakukan kerja sama. Tidak hanya dengan pemerintah tetapi dengan swasta,” tambah Dr. Setiawan.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: