Rektor Unpad Minta Caleg DPRD Jabar Terpilih Jaga Kelestarian Seni Sunda

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memberikan pengarahan kepada para calon anggota legislatif terpilih DPRD Provinsi Jawa Barat di Aula KPU Jabar, Bandung, Senin (9/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 9/06/2014] Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, memberikan pengarahan kepada calon anggota legislatif DPRD Provinsi Jawa Barat terpilih di Ruang Aula Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, Jalan Garut No. 11, Bandung, Senin (9/06).

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memberikan pengarahan kepada para calon anggota legislatif terpilih DPRD Provinsi Jawa Barat di Aula KPU Jabar, Bandung, Senin (9/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memberikan pengarahan kepada para calon anggota legislatif terpilih DPRD Provinsi Jawa Barat di Aula KPU Jabar, Bandung, Senin (9/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Dalam kesempatan tersebut, Rektor memaparkan beberapa masalah yang terjadi saat ini di Jabar. Penyebab semakin mencuatnya masalah tersebut adalah diakibatkan oleh keluarnya kebijakan yang tidak pro Sunda oleh Pemerintah Daerah. Padahal, wakil Jawa Barat adalah pemimpin yang menentukan proses pengambilan kebijakan, serta kebijakan tersebut harus mewakili kepentingan masyarakatnya.

“Kalau kita lihat kota-kota di provinsi lain, semakin lama semakin bagus. Tapi kota-kota di Jawa Barat, semakin lama semakin sareukseuk,” ujar Rektor.

Di bidang sosial, Jawa Barat merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini melahirkan beragam masalah, diantaranya angka kematian bayi yang mencapai 30 kasus per 1000 kelahiran, angka kematian ibu, presentase angka pengangguran terbuka sebesar 10%, serta Angka Pendidikan Kasar (APK) menduduki peringkat terendah ketiga di Indonesia.

“Rata-rata waktu pendidikan anak-anak di Jawa Barat hanya 8 tahun. Ini yang menyebabkan sangat sulit untuk bersaing dengan siswa lain di luar Jabar,” tegas Rektor.

Di bidang budaya, sekitar 500 jenis kesenian Sunda hampir punah. Kalaupun bertahan, kondisinya pun tidak jelas. Menurut Rektor, kondisi ini tidak akan terjadi jika setiap kecamatan di Jawa Barat dapat menghidupkan kembali satu jenis kesenian.

“Jawa Barat punya 512 kecamatan. Kalau setiap kecamatan mengelola 1 jenis kesenian, saya kira 500 kesenian tersebut tidak akan punah,” jelasnya.

Kerusakan lingkungan pun turut menjadi masalah krusial di Jawa Barat. Penebangan dan penambangan liar, serta pencemaran limbah pabrik merupakan satu dari segelintir masalah kerusakan alam di Jawa Barat.

Jika dibiarkan, bisa jadi keindahan tatar Sunda yang dulu digambarkan oleh Bimbo dalam liriknya “Waktu Tuhan tersenyum lahirlah Pasundan” hanya menjadi kenangan.

Di tangan para caleg terpilih, Rektor pun menitipkan masa depan Jawa Barat. Tidak mengeluarkan kebijakan yang tidak pro Sunda, tidak melakukan korupsi, serta tidak menjadikan Jawa Barat sebagai komoditas adalah pesan Rektor kepada para caleg terpilih.

“Kalau kita bekerja sungguh-sungguh untuk meningkatkan Jawa Barat, Insya Allah, Indonesia juga akan ikut baik,” pesan Rektor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh*

Share this: