Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Akan Lebih Fokus pada Peningkatan Aspek Afektif

Suasana “Diklat Fungsional Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam” di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kamis (19/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 19/06/2014] Mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) di Unpad akan difokuskan pada peningkatan aspek afektif, di samping aspek kognitif, dan psikomotorik. Sehingga, mata kuliah yang termasuk pada Mata kuliah Pengembangan Kepribadian ini dapat mengubah perilaku mahasiswa menjadi lebih baik.

Suasana “Diklat Fungsional Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam” di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kamis (19/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Suasana “Diklat Fungsional Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam” di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kamis (19/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Hal tersebut dikatakan oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat membuka “Diklat Fungsional Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam” di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kamis (19/06). Acara yang digelar oleh Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unpad ini diikuti oleh 43 dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam dari seluruh fakultas.

“Selama ini Perguruan Tinggi selalu terfokus ke wilayah ilmiah, sehingga PAI selalu masuk ke wilayah tersebut. Kita ingin kembalikan lagi ke ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, khususnya afektif,” tutur Rektor.

Fokus mata kuliah PAI ke dalam aspek afektif akan menekankan pembelajaran agama yang bukan pada nalar. Materi bahan ajar pun lebih ditekankan pada materi-materi sederhana yang diukur dari perilaku sehari-hari, termasuk di dalamnya peningkatan aspek toleransi dan inklusivisme.

Lebih lanjut Rektor menjelaskan, dari 14 kali pertemuan mata kuliah PAI ini, dosen cukup menggelar sebuah diskusi yang membahas tentang suatu tema sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini berupa contoh cerminan Aqidah dan Ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Dosen bertindak sebagai moderator, sementara mahasiswa saling berdiskusi untuk menghasilkan simpulan.

“Misalnya, diskusi mengenai membuang sampah sembarangan yang ditinjau dari aspek agama. Dengan mengambil tema-tema seperti ini kan dapat mengubah perilaku mahasiswa untuk tidak membuang sampah sembarangan,” jelasnya.

Sementara untuk materi yang bersifat peningkatan kognitif juga akan difokuskan pada bagaimana membangun achievement di bidang agama, seperti: materi dasar tentang ibadah dengan fokus pada hubungan antar manusia, muamalah, hukum, iptek, pola ilmiah pokok dan lingkungan, termasuk wirausaha dan pendidikan di dalam konteks agama.

Diharapkan, pemberian materi PAI seperti ini akan mengubah perilaku mahasiswa Unpad dengan mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.  Pada ujungnya, nilai-nilai agama akan lekat di dalam kehidupan para mahasiswa.

“Unpad akan pelopori pemberian PAI ke arah afektif. Untuk ranah yang lebih dalam, biarak perguruan tinggi Islam yang memberikannya,” ujar Rektor.

Sementara itu, Koordinator Pusat Pengembangan Pembelajaran LP3M Unpad, Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum., menjelaskan, diklat ini juga bertujuan untuk memberikan kesepahaman antara dosen pengampu PAI terhadap penyusunan Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) sesuai dengan metode KBK yang akan diterapkan Unpad.

“Seperti yang dikemukakan Rektor bahwa metode kuliah PAI akan difokuskan pada diskusi, maka ini sesuai dengan model KBK yang akan diterapkan, yakni student center learning (SCL),” kata Dr. Reiza.

Kesepahaman tersebut kemudian akan diimplementasikan di dalam penyusunan pokok bahasan di RPKPS yang menjadi materi dalam diklat ini. Diklat yang berlangsung dari Kamis (19/06) hingga Minggu (22/06) ini juga akan diisi mengenai materi-materi mengenai Agama Islam, pengembangan karakter Islam, serta strategi pengembangan pembelajaran PAI.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: