Dukungan kepada Capres Harus Jaga Harmoni, Jangan Picu Perpecahan Bangsa

Suasana Deklarasi “Unpad Perekat Persaudaraan Kebangsaan” yang diikuti tim dari kedua pasangan capres/cawapres di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 28/06/2014] Ricuhnya konstelasi politik pendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden di ajang Pemilihan Presiden menuai keprihatinan dari berbagai kalangan, khususnya akademisi. Dukungan pada salah satu pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden malah banyak yang mengabaikan harmoni kebangsaan, yang seharusnya berlangsung dalam suksesi kepemimpinan negara.

Suasana Deklarasi “Unpad Perekat Persaudaraan Kebangsaan” yang diikuti tim dari kedua pasangan capres/cawapres di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Suasana Deklarasi “Unpad Perekat Persaudaraan Kebangsaan” yang diikuti tim dari kedua pasangan capres/cawapres di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Alangkah indahnya demokrasi kita jika setiap pemilihan di negeri ini, khususnya di ajang Pilpres yang saat ini sedang berlangsung, kita bisa menjaga harmoni dari berbagai pihak,” tutur Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A. saat memberikan sambutannya pada acara “Unpad Perekat Persaudaraan Kebangsaan” di Grha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Sabtu (28/06).

Dr. Arry mengatakan bahwa saat ini suksesi kepemimpinan negara yang semestinya menjadi ajang pertarungan ide dan gagasan telah berubah menjadi ajang konflik dan kampanye hitam. “Dukungan calon dalam suatu pemilihan merupakan hak konstitusional bagi setiap warga negara. Hanya menjadi kegelisahan dan keprihatinan kita bersama ketika dalam proses dukung mendukung tersebut justru menjadi pemicu bagi perpecahan persaudaraan kebangsaan kita. Itu patut disayangkan,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Arry menuturkan, kedua pasangan Capres/Cawapres merupakan putra terbaik bangsa yang memliki ide dan gagasan yang luar biasa untuk membangun Indonesia lebih baik. “Sehingga siapapun Presiden dan Wakil Presiden Indonesia nanti di pundak mereka seluruh harapan rakyat dipertaruhkan,” ujar Dr. Arry.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa kita harus menjaga demokrasi tetap berlangsung dinamis dan harmonis.  “Kewajiban kita menjaga keharmonisan bangsa. Dinamika politik yang berlangsung dalam Pilpres tidak menjadikan kita terpecah belah, bahkan justru semestinya menjadi perekat persaudaraan kebangsaan yang berlandaskan pada persatuan dan kesatuan di bawah Pancasila.”

Sementara itu, Koordinator Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Unpad, Dr. H. Nandang Alamsyah D., S.H., M.Hum mengatakan bahwa demokrasi tanpa harmoni adalah sebuah kegagalan. Harmoni dan keselarasan sosial politik merupakan dasar penting di dalam membangun demokrasi yang sehat dan dinamis. “Mari pererat persatuan dan kesatuan kita dan merekatkan diri dalam persaudaraan kebangsaan Indonesia,” tuturnya.

Pada acara tersebut, dibacakan Deklarasi Unpad Perekat Persaudaraan Kebangsaan yang diiringi oleh tim kesenian Unpad. Pembacaan deklarasi diikuti juga oleh perwakilan dari kedua tim sukses pasangan Capres/Cawapres.

Ditemui seusai acara, perwakilan tim sukses kedua pasangan Capres dan Cawapres mengungkapkan apresiasinya tehadap acara ini. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan hari ini. Ini adalah khasnya budaya kita, dimana silih asih silih asah silih asuh ini menjadi pola hidup kita sehari-hari di Jawa Barat,” ujar Sekretaris Tim Sukses Jokowi-JK Jawa Barat, Gatot Cahyono.

Sementara Ketua Tim Media Center Prabowo-Hatta, Sunatra mengungkapkan keprihatinannya atas terjadinya sejumlah konflik yang terjadi antara kedua kubu. Menurutnya, selama ini timnya selalu menjaga komunikasi dengan tim Jokowi-JK untuk menjaga agar situasi tetap kondusif. “Jangan sampai konflik atau gesekan terjadi di masyarakat,” ujarnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: