Jadilah Penentu Masa Depan Indonesia, Jangan Sekadar Pendukung Pesta Demokrasi

Logo Unpad *
Logo Unpad *
Logo Unpad *

[Unpad.ac.id, 15/05/2014] Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tinggal beberapa hari lagi. Masyarakat, melalui Pemilu, menentukan masa depan bangsa selama lima tahun ke depan. Untuk itu, peran aktif masyarakat dalam melihat kinerja calon Presiden dan wakilnya sangat dibutuhkan.

“Sebagai generasi muda, kita jangan menganggap pemilu bukan akhir penentuan kita, tapi justru sebagai awal partisipasi kita,” ujar pengamat politik, Eep Saefullah Fatah, saat berbicara di hadapan para mahasiswa Unpad dalam acara “Unpad Economic Forum 2014; RI-1: Who’s, What’s and Next?”, Rabu (14/05) di Bale Rumawat Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri Bandung.

Sebelum pemilihan umum, capres dan cawapres biasanya memiliki program kerja dan janji-janji untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Namun, ketika telah terpilih, masyarakat merasa janji-janji tersebut tidak pernah terjadi.

Hal itulah yang kini ditekankan Eep kepada generasi muda untuk selalu mengawasi aktivitas capres dan cawapres melalui janji-janji mereka.

“Kita dukung program-program yang baik dari setiap capres cawapres. Setelah pemilu, kita jadi penagih janji. Siapapun presiden kita yang akan berkuasa, apabila mereka berkuasa sewenang-wenang dan melupakan janjinya, saat itulah kita menagih janji mereka,” ujar Eep.

Founder dan CEO Polmark Indonesia ini mengatakan, masyarakat jangan sampai hanya menjadi pendukung dari pesta demokrasi akbar setiap 5 tahun ini, namun juga turut menjadi penimbang dan penentu masa depan Indonesia melalui hak pilih yang dimiliki.

“Kita jangan hanya jadi suporter, tapi harus jadi voter. Suporter akan terpesona pada aspek yang dicintainya, tapi seorang voter akan menimbangnya dengan matang. Suporter menganggap pemilu adalah akhir dari sebuah perjalanan, tapi voter menganggap pemilu justru awal dari sebuah perjalanan,” jelasnya.

Sebab, pada masa pemerintahan 5 tahun ke depan, Indonesia kini dihadapkan pada tantangan yang sulit. Di bidang ekonomi misalnya, menurut Ekonom Institute of Development and Finance Berly Matawardaya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2011 – 2014 sangat lambat bahkan hampir menurun.

“Padahal, 231 hari lagi Indonesia akan masuk ke dalam Asean Community, kalau tetap begini, kita tidak punya daya saing dengan negara ASEAN lainnya,” kata Berly.

Peningkatan aspek ekonomi ini tentunya menjadi program yang harus diurusi oleh capres dan cawapres. Berly sendiri menawarkan beberapa “pekerjaan rumah” bagi calon pemimpin Indonesia ke depan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Naikkan pajak, kurangi subsidi BBM dan kembangkan energi alternatif, percepat pengentasan kemiskinan, perkuat sektor industri, dan re-orientasi ekspor selain Eropa dan Amerika. Itu adalah tantangan yang harus dilakukan oleh capres/cawapres,” kata Berly.

Diskusi ini digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad. Selain Eep dan Berly, pembicara lain yang hadir yaitu Eko David Afianto (Field Director Cyrus Network), Yogi Suprayogi Sugandi (Dosen FISIP Unpad), dan Harlan Dimas (Dosen FEB Unpad).*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: