Program JKN Jangan Seperti Membangun Perahu Sambil Berlayar

[Unpad.ac.id, 15/04/2014] Di tahun 2019 mendatang, Pemerintah mencanangkan seluruh masyarakat Indonesia dapat menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, di sisi lain masih banyak permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah sejak diberlakukannya JKN pada Januari lalu.

logounpadHal tersebut dikatakan oleh Dr. Deni K. Sunjaya, dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, saat acara “Joint Seminar Unpad-Nijmegen University: Equity of Health Service” di Ruang Rapat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (15/04).

Menurut Dr. Deni, program JKN merupakan reformasi dari pelayanan kesehatan sebelumnya, seperti Askes, Jamsostek, Jamkesmas, maupun Jamkesda. Reformasi tersebut salah satunya diakibatkan oleh belum sepenuhnya masyarakat memiliki akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan.

Sayangnya, reformasi tersebut belum sepenuhnya berjalan optimal. Belum semua masyarakat memahami program JKN, termasuk diantaranya para dokter. Kurangnya sosialisasi JKN menjadi penyebab kurangnya pemahaman masyarakat. Selain itu, aspek perilaku sosial pun menjadi faktor penentu permasalahan.

“Bagi sebagian orang Indonesia menganggap menggunakan program JKN saat sakit. Kalau sehat, mereka tidak akan bayar asuransi. Kalau tidak bayar, bagaimana JKN bisa berkelanjutan?” kata Dr. Deni.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk melakukan reformasi pelayanan kesehatan jangan hanya mengubah satu aspek saja. Mengutip dari metode yang digunakan Universitas Harvard, Dr. Deni menyebutkan setidaknya ada 5 aspek yang perlu diubah, yakni aspek finansial, regulasi, payment, organization, dan behaviour.

“Melakukan reformasi itu harus dengan ilmu. Kalau reform tanpa ilmunya, kita seperti berlayar sambil membangun perahu. Bisa-bisa kita tenggelam dalam waktu 5 tahun,” tuturnya.

Untuk bisa berjalan dengan baik, program JKN ini harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, termasuk dari kalangan akademisi dengan melakukan penelitian yang mengarah ke sana. Dr. Deni pun bekerja sama dengan LP3M Fakultas Ekonomi Unpad untuk melakukan penelitian terkait dengan program JKN.

“Untuk menyukseskan program JKN ini tidak hanya dilakukan oleh kelompok dokter saja, harus libatkan para ahli dari bidang ilmu lain, seperti ekonomi, psikologi, manajemen, antropologi, termausk juga hukum,” kata Dr. Deni.

Joint Seminar pun ditutup dengan pemaparan pengalaman dari Prof. Rob Baltussen, peneliti dari Radboud Nijmegen University, Belanda. Prof. Rob sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai “Cost, equity, efficiency and feasibility of indentifiying the poor in Ghana’s National Health Insurance Scheme: empirical analysis of various strategies” pada tahun 2011 lalu.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: