Sambut Potensi Pariwisata, Sastra Jerman Perlu Siapkan Lulusan Jadi Fasilitator Wisata

Drs. Tayasmen Kaka (kiri) saat menjadi pembicara dalam seminar "Merajut Masa Depan Prodi Sastra Jerman Unpad" dalam Reuni Akbar Prodi Sastra Jerman Unpad, Sabtu (22/02) di Aula PSBJ FIB Unpad Jatinangor (Foto oleh: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 22/02/2014] Ada peluang karir baik yang dimiliki oleh lulusan Program Studi Sastra Jerman, yaitu di sektor pariwisata. Pasalnya, orang Jerman kini sudah mulai melirik potensi wisata-wisata di Indonesia sehingga hal ini bisa dimanfaatkan oleh lulusan Sastra Jerman sebagai fasilitator wisata Indonesia.

Drs. Tayasmen Kaka  (kiri) saat menjadi pembicara dalam seminar "Merajut Masa Depan Prodi Sastra Jerman Unpad" dalam Reuni Akbar Prodi Sastra Jerman Unpad, Sabtu (22/02) di Aula PSBJ FIB Unpad Jatinangor (Foto oleh: Arief Maulana)*
Drs. Tayasmen Kaka (kiri) saat menjadi pembicara dalam seminar “Merajut Masa Depan Prodi Sastra Jerman Unpad” dalam Reuni Akbar Prodi Sastra Jerman Unpad, Sabtu (22/02) di Aula PSBJ FIB Unpad Jatinangor (Foto oleh: Arief Maulana)*

“Dari survei yang dilakukan orang Jerman, Bali menduduki posisi pertama sebagai pantai yang paling baik di dunia sehingga banyak dari mereka yang berwisata ke Indonesia,” ujar Tayasmen Taka, penerjemah Bahasa Jerman yang juga Alumni prodi Sastra Jerman FIB Unpad, saat menjadi pembicara dalam Seminar “Merajut Masa Depan Prodi Sastra Jerman Unpad”, Sabtu (22/02) di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Unpad Jatinangor.

Seminar ini menjadi bagian dari Reuni Akbar Alumni Prodi Sastra Jerman Unpad. Selain Tayasmen, seminar juga diisi oleh Dr. Phil. N.R. Purnomowulan, Dosen Sastra Jerman FIB Unpad dan Indy Rahmawati, Alumni Sastra Jerman FIB Unpad yang kini menjadi presenter di stasiun televisi swasta, serta dihadiri oleh pimpinan FIB dan para alumni dari Sastra Jerman FIB Unpad.

Menurut Tayasmen, potensi karir ini akan menepis anggapan bahwa lulusan Sastra Jerman sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi jika dilihat dari potensi pariwisata di Indonesia sangat banyak menyajikan destinasi yang layak dikunjungi oleh warga negara asing. Wisatawan dari Jerman pun kini banyak yang melancong ke Indonesia.

“Ini yang harus disasar oleh alumni Sastra Jerman. Berbekal pengetahuan dan kemampuan berbahasa Jerman, tidak sulit untuk menjadi fasilitator bagi wisatawan Jerman,” ujarnya.

Nah, untuk mempersiapkan lulusan yang paham tentang aspek pariwisata, Tayasmen pun menyarankan kepada prodi Sastra Jerman Unpad untuk mempersiapkan kurikulum yang mengarah pada pariwisata. Hal ini juga terkait dengan re-akreditasi Sastra Jerman Unpad yang akan dilaksanakan pada 2015 mendatang.

Selain pegiat pariwisata, sektor lain yang tidak kalah berpotensinya dari lulusan Sastra Jerman adalah menjadi pengajar dan penerjemah. Penerjemah Bahasa Jerman, ujar Tayasmen, saat ini banyak dibutuhkan orang.

“Coba hubungi penerjemah Bahasa Jerman saat ini. Mereka pasti akan mengerjakan tawaran menerjemah yang anda ajukan beberapa minggu ke depan. Ini terkait banyak kerjaan yang masuk,” kata Tayasmen.

Selain menjalin jejaring persahabatan antara Alumni dengan Prodi Sastra Jerman Unpad, ada agenda lain yang dilakukan dalam Reuni ini, yaitu diskusi mengenai rencana kurikulum prodi Sastra Jerman Unpad ke depan, serta pembentukan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Sastra Jerman Unpad.

“Oleh karena itu, kita meminta masukan dari para alumni bagaimana pengembangan kurikulum dan Satuan Penjaminan Mutu FIB Unpad ke depan dalam rangka re-akreditasi,” ujar Dr. Dewi Ratnasari, ketua pelaksana dari Reuni Akbar tersebut.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: