Keterbatasan Ekonomi Bukan Kendala bagi Wulan Dwi Sakinah untuk Wujudkan Cita-Citanya Jadi Dokter

Wulan Dwi Sakinah berfoto bersama kedua orangtuanya dan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan). (Foto oleh; Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 5/02/2014] Termotivasi untuk ikut mengembangkan daerahnya, di Desa Gunung Cupu, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Wulan Dwi Sakinah mantap untuk melanjutkan pendidikannya hingga pendidikan tinggi. Wulan kemudian menyadari, bahwa daerah asalnya itu masih kekurangan tenaga kesehatan. Hal inilah yang mendasarinya untuk mendaftar kuliah di Fakultas Kedokteran Unpad.

Wulan Dwi Sakinah berfoto bersama kedua orangtuanya dan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan). (Foto oleh; Tedi Yusup)*
Wulan Dwi Sakinah berfoto bersama kedua orangtuanya dan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan). (Foto oleh; Tedi Yusup)*

Keterbatasan ekonomi tidak menjadikannya putus asa. Ia kemudian mendaftar untuk masuk Fakultas Kedokteran Unpad melalui program Bidikmisi. “Saya sudah mengira kuliah di fakultas kedokteran itu bisa sampai beratus-ratus juta. Waktu kelas 3 SMA sempat enggak percaya diri buat nerusin kuliah. Mamah bilang kalau kuliah mah sok, tapi biayanya cari sendiri,” tutur Wulan.

Wulan merupakan salah satu dari 500 penerima Bidikmisi angkatan pertama (2010) yang diterima Unpad. Pada saat dinyatakan diterima, Wulan mengaku kaget dan bahagia. “Saya pas pengumuman kaget sampai nangis, enggak nyangka bisa masuk Fakultas Kedokteran,” ungkap gadis kelahiran Ciamis, 21 Desember 1991 ini.

Kini, Wulan telah menjadi Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, dan telah diwisuda pada Prosesi Wisuda Lulusan Gelombang II Unpad Tahun Akademik 2013/2014 Sesi II, Selasa (4/01) kemarin di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Bandung. Wulan lulus dengan skripsinya yang berjudul “Kesesuaian Usia Kehamilan Berdasarkan Skor New Ballard terhadap Perhitungan Hari Pertama Haid Terakhir pada Bayi Respiratory Distress Syndrom”.

“Untuk pemerintah saya ucapkan terima kasih sudah membantu saya hingga lulus. Semoga kelanjutannya bisa diteruskan lagi, dan untuk adik-adik saya juga bisa dilanjutkan lagi untuk memfasilitasi mereka. Terutama untuk Unpad saya juga ucapkan terima kasih banyak. Kalau saya dengar cerita-cerita dari universitas lain, Unpad itu termasuk yang sangat memfasilitasi program Bidikmisi sampai dibantu segala macamnya,” tutur Wulan yang berhasil lulus dengan IPK 3,59 ini.

Setelah menjadi Sarjana Kedokteran, ia pun melanjutkan studi profesi di Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) FK Unpad. Selanjutnya, ia berencana untuk melanjutkan studinya ke program spesialis. “Saya minatnya ke ilmu penyakit dalam,” ungkapnya.

Ditemui pada kesempatan yang sama, orang tua Wulan, Bandi Sobandi dan Una Munawaroh mengungkapkan bahwa Wulan memang anak yang rajin dan pintar. Una mengisahkan ketika Wulan menangis ingin kuliah melalui jalur PMDK, tetapi terkendala biaya. Pada saat itu, ayah Wulan adalah seorang tukang cendol yang penghasilannya pas-pasan. “Tapi Wulan mah yakin saja, kalau kuliah pasti gratis. Alhamdulillah dikabulkan,” tutur Una.

Una mengungkapkan bahwa Wulan merupakan anak yang berprestasi di sekolahnya. Sejak sekolah dasar, Wulan selalu menjadi juara umum. Wulan pun selalu semangat untuk mencari beasiswa.

“Terima kasih banyak untuk Menteri Pendidikan atas tercapainya cita-cita putri Bapak dan mudah-mudahan kedepannya bisa dilanjutkan dan beasiswanya semoga dapat terus sampai spesialis,” harap Ayah Wulan, Bandi, yang saat ini menggeluti usaha opak ini. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

 

Share this: