Integrated Microfinance Management Bisa Tekan Angka Kemiskinan

Director Leiden Ethnosystems And Development Programme (LEAD) Unversitas Leiden, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer (Foto oleh: Dadan T.)*

[Unpad.ac.id, 24/02/2014] Hingga saat ini angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 20,77 % dari jumlah penduduknya (dasar perhitungan Multidimentional Poverty Index/MPI). Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan jumlah penduduk miskin adalah dengan adanya integrated microfinance management.

Director Leiden Ethnosystems And Development Programme (LEAD) Unversitas Leiden, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer (Foto oleh: Dadan T.)*
Director Leiden Ethnosystems And Development Programme (LEAD) Unversitas Leiden, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer (Foto oleh: Dadan T.)*

Hal tersebut disampaikan Director Leiden Ethnosystems And Development Programme (LEAD) dari Unversitas Leiden, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer saat menjadi keynote speaker pada acara International Seminar: “Integrated Microfinance Management: Towards Corporate Social Responsibility of Banking Institutions for Sustainable Development in Indonesia“ yang diselenggarakan di Aula Lantai 4 Gedung MAgister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad, Sabtu (22/02) lalu.

Integrated Microfinance Management dilakukan terutama dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat, termasuk perempuan, sehingga dapat memberikan dampak bagi masyarakat secara luas, terutama untuk mengentaskan kemiskinan,” ujar Prof. Jan.

Acara ini diselenggarakan oleh IMM Unpad, disponsori bersama antara lain oleh Leiden University (UL), Unpad, Bank Indonesia, Bank Mandiri, LEN, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah,  GeMa PKM, Martha Tilaar Group, dan RSAI (RS Al Islam).

Turut hadir menjadi pembicara pada acara ini Nila Mayta Dwi Rihandjani (CSR Center Department Corporate Secretary Group- PT Bank Mandiri, Tbk), Drs. Gert Jan van Helden, LLM (Leiden University), Dr. Martha Tilaar (Martha Tilaar Group), dan Drs. Bambang Ismawan (GEMA PKM).

Pada kesempatan tersebut, Dr. Martha Tilaar memaparkan mengenai woman entrepreneurship program yang dilakukan oleh Martha Tilaar Group.  Diantaranya adalah mendirikan International Beauty School, Puspita Martha, meningkatkan keterampilan perempuan Indonesia melalui uji kompetensi rias pengantin gaya Indonesia, mendirikan Balisari – SPA Training Center, program kewirausahaan untuk tenaga kerja perempuan di luar negeri, program pemberdayaan bagi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan, dan sebagainya.

Menurut Dr. Martha, perempuan merupakan salah satu aset berharga dalam pembentukan sebuah negara. Kesuksesan dari pembangunan suatu negara dapat ditentukan dari kualitas pemberdayaan perempuannya. “Pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan upaya yang memerlukan suatu interaksi yang seimbang dan saling memberi manfaat dari masing-masing stakeholder yang terlibat,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Master of Integrated Microfinance Management (M-IMM) Unpad, Dr. Asep Mulyana S.E., MCE dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari digelarnya seminar ini adalah untuk menyeleraskan hubungan antara masyarakat, dunia usaha, pemerintah, dan akademisi dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat lokal.

“Kami berharap seminar ini akan bermanfaat bagi kalian dan masa depan kita, terutama dalam mengentaskan kemiskinan di seluruh Indonesia,” tutur Dr. Asep. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: