Health Economic, Kuantifikasi Aspek Kesehatan dalam Bahasa Ekonomi

Dono Widiatmoko, B.Sc., M.Sc., Pgcrt., saat menjelaskan tentang Health Economic pada Kuliah Umum bertajuk “Health Economics Contribution in Solving Health Issues in Indonesia” di MET Unpad Bandung (Foto oleh: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 24/01/2014] Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari aspek kesehatan. Jika terjangkit penyakit, banyak hal yang mesti dikeluarkan agar kembali sehat. Sebab, kesehatan merupakan faktor penting untuk menentukan kualitas hidup seorang manusia.

Dono Widiatmoko, B.Sc., M.Sc., Pgcrt., saat menjelaskan tentang Health Economic pada  Kuliah Umum bertajuk “Health Economics Contribution in Solving Health Issues in Indonesia” di MET Unpad Bandung (Foto oleh: Arief Maulana)*
Dono Widiatmoko, B.Sc., M.Sc., Pgcrt., saat menjelaskan tentang Health Economic pada Kuliah Umum bertajuk “Health Economics Contribution in Solving Health Issues in Indonesia” di MET Unpad Bandung (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kesehatan perlu di-manage dengan baik agar pelayanan di bidang kesehatan pun ikut baik. Dalam ilmu Ekonomi, upaya ini melahirkan cabang ilmu yang disebut Health Economic. Health Economic ini merupakan aplikasi ilmu Ekonomi yang diaplikasikan pada sektor kesehatan.

“Dalam ilmu Ekonomi, kita dihadapkan pada need (kebutuhan) dan demand (permintaan). Di dalam Health Economic, belum tentu need itu memunculkan demand, dan demand bisa muncul tanpa adanya need,” ujar Dono Widiatmoko, B.Sc., M.Sc., Pgcrt., ahli Health Economic dari School of Health and Social Care Teeside University, Inggris, Jumat (24/01) di Aula Kampus Magister Ekonomi Terapan Unpad, Bandung.

Dono yang menjadi dosen pada Kuliah Umum bertajuk “Health Economics Contribution in Solving Health Issues in Indonesia” ini mengungkapkan, area Health Economic ialah menguantifikasi aspek kesehatan melalui bahasa ekonomi. Metode inilah yang acapkali mudah dipahami oleh sebagian besar masyarakat.

“Kita sering menemukan laporan studi kesehatan yang disampaikan secara ilmiah. Melalui health economic, akan dikuantifikasi dampak suatu penyakit melalui uang dan disampaikan dengan bahasa yang lebih umum sehingga orang akan lebih memahami,” ujar Dono.

Dono mengambil studi mengenai efek negatif merokok. Jika pada ilmu kedokteran, studi tersebut akan menerangkan efek negatif merokok melalui analisis kesehatan. Namun, dalam Health Economics, efek negatif tersebut akan disampaikan melalui berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan dari kebiasaan merokok termasuk penanganan kesehatan akibat penyakit yang ditimbulkannya.

“Seringnya, jika memakai istilah ‘uang’ orang akan lebih tertarik untuk membaca dan memahaminya,” tambah Dono.

Maka, secara umum Health Economics melakukan evaluasi dari suatu penyakit berdasarkan untung ruginya, dan memberikan penawaran input dan output dari suatu penyakit sehingga cabang ilmu ekonomi ini merujuk pada suatu simpulan, berapa nilai yang bisa dihasilkan di dalam menyelamatkan satu nyawa.

Turut hadir dalam kuliah umum ini, Wakil Rektor Bidang PPM dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr., dan beberapa dosen dari Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad.

Terkait dengan program Jaminan Kesehatan Nasional yang mulai diberlakukan pada tahun sekarang oleh Pemerintah, Dono mengemukakan aspek Health Economics juga memiliki peran penting di dalamnya. “Ini menjadi penting, karena nanti pemerintah dapat memilih program apa yang efektif setelah dilakukan penghitungan melalui health economics,” pungkasnya.*

Laporan oleh Arief Maulana / eh *

Share this: