Unpad Akan Hadirkan Kenangan Pop Sunda Sejak Tahun 60-an Hingga Masa Kini

[Unpad.ac.id, 23/12/2013] Pop Sunda mencapai puncak kejayaan di tahun 1960-an, dimana pada saat itu cukup banyak penyanyi Pop Sunda yang berasal dari daerah luar Sunda. Sebut saja Elly kasim (Peuyeum Bandung), Oslan Husein (Sorangan Wae), dan Ivo Nilakreshna (Ka Huma) yang berasal dari Sumatera Barat. Kemudian Tutty Soebardjo (Anteurkeun)  berasal dari Jawa Timur, serta Pattie Bersaudara (Kapungkur) berasal dari Maluku.

Tidak hanya penyanyinya saja, musisi dan musik pengiringnya pun banyak yang berasal dari luar Sunda. Pada saat itu sangat banyak musisi dan grup band terkenal yang membuat album Pop Sunda, sebut saja Idris Sardi, Enteng Tanamal, Rudi Rusadi, Band Empat Nda, Band Zainal Combo dan banyak lagi.

Dalam rangka memberi referensi mengenai perkembangan Pop Sunda kepada masyarakat, Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran Edisi ke-65 akan menggelar “Pop Sunda ti Mangsa ka Mangsa”. Acara akan digelar Selasa (24/12) besok mulai pukul 13.30 WIB di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung.

Pada pagelaran ini, akan ditampilkan perjalanan pop sunda dari tahun 1950-an hingga sekarang. Pagelaran ini akan dikemas dengan iringan musik sesuai dengan aslinya. Penonton akan dibawa ke masa-masa kejayaan Pop Sunda era 1960-an, dimana pada saat itu lagu-lagu Pop Sunda selalu menjadi etalase pada album Piringan Hitam kompilasi (campuran) Pop Indonesia dan daerah.  Pop Sunda tahun 1960-an dianggap menjadi puncak kejaayan.

“Di pagelaran ini kita berusaha menampilkan keasliannya, dari sisi aransemen musik juga dari sisi penyanyi,” ungkap Ketua Tim Kesenian Unpad, Ayi Deni yang akab disapa Abo saat ditemui di kampus Unpad Bandung, Selasa (23/12).

Di “Pop Sunda ti Mangsa ka Mangsa”, akan tampil sejumlah penyanyi dari tahun 60-an, seperti Tetty Kadi dan Iyar Wiyarsih (pengarang lagu “Mojang Priangan”).  Sejumlah Bintang Pop Sunda Masa kini juga akan meramaikan pergelaran ini seperti, Bungsu Bandung, Rika Rafika, Rita Tila, Dinasti Darso (Yayan Jatnika, Asep Darso, dan Ujang Darso),  Ujang Supriatna, Mae Nurhayati, Novi Aksmiranti, Gilang Angga Gumelar, Dika Dzikriawan, Wahyi Sobari, Adang Cengos, Jiean Ajiyanpi Novalia, dan Ani Yuliani.

“Jadi kalau masyarakat sekarang lebih tahunya dari era Nining Meida dengan lagu Kalangkang, di sini kita ingin memberikan referensi dari tahun-tahun dulu,” ungkap Abo.

Acara ini pun bukan hanya sekadar menampilkan hiburan semata. Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia akan memberikan penjelasan, terkait perjalanan Pop Sunda dari masa kemasa. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum.

Bulan Desember ini, tepat menginjak  tahun kelima penyelenggaraan Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran. Selama kurun waktu lima tahun, program ini telah memproduksi 65 pagelaran dengan dukungan penuh dari Bank BJB. Setiap bulannya secara konsisten Unpad menyelenggarakan berbagai pagelaran, tidak hanya yang bersifat apresiatif dan tradisional, tetapi juga bentuk kesenian lainnnya, seperti teater, resital piano, pembacaan puisi, dan lain-lain. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: