Roadmap 77 Fakultas Peternakan Unpad Siap Dukung Pengembangan Peternakan di Indonesia

Para nararsumber Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan ke-5 yang berlangsung Selasa (12/11) di Aula Fakultas Peternakan Unpad Jatinangor. (Foto oleh: Arief M)*

[Unpad.ac.id, 12/11/2013] Pengembangan sektor peternakan di Indonesia memiliki beberapa tantangan yang harus dipecahkan. Dua diantaranya yaitu peningkatan populasi manusia dan lahan peternakan yang semakin menyusut.

Para nararsumber Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan ke-5 yang berlangsung Selasa (12/11) di Aula Fakultas Peternakan Unpad Jatinangor. (Foto oleh: Arief M)*
Para nararsumber Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan ke-5 yang berlangsung Selasa (12/11) di Aula Fakultas Peternakan Unpad Jatinangor. (Foto oleh: Arief M)*

“Pengembangan sektor peternakan di Indonesia juga taklepas dari paradigma bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan sektor ekonomi yang kuat,” ujar Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor, Arief Daryanto, Ph.D., saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan ke-5, Selasa (12/11) di Aula Fakultas Peternakan Unpad Jatinangor.

Hal ini diargumenkan dengan tingkat pendapatan per kapita Indonesia yang terus meningkat, juga keikusertaan Indonesia dalam anggota G20. Belum lagi tingkat pertumbuhan masyarakat Indonesia yang juga terus bertambah. Beberapa sektor penunjang pun mengalami pengembangan, termasuk diantaranya adalah sektor peternakan. sehingga peningkatan produktivitas dan daya saing peternakan sangat diutamakan.

“Meningkatkan daya saing di bidang peternakan bukan hanya meningkatkan produktivitas, namun juga harus ditingkatkan dalam setiap rantainya, seperti kualitas ternak dan pemasaran,” ujar Arief.

Pola peningkatan sektor peternakan pun menurutnya harus memiliki arah yang jelas. Arief mengungkapkan, ada peran penting dari peneliti dan akademisi untuk membuat arah dan peta jalur pengembangan peternakan. “Terkait dua tantangan tersebut, Peneliti dan stakeholder peternakan lainnya harus bisa menghasilkan teknologi peternakan yang tepat guna dan tentunya ramah lingkungan,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fapet Unpad, Dr. Ir. Iwan Setiawan. DEA, mengungkapkan, dalam pengembangan peternakan berkelanjutan, Fapet Unpad pun telah mempersiapkan rekam jejak dan peta jalur yang disesuaikan dengan visi fakultas.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, rekam jejak tersebut lebih ditekankan pada apa saja produk penelitian Fapet Unpad yang telah diimplementasikan ke masyarakat. Diakuinya, belum banyak hasil penelitian di Fapet Unpad yang langsung diimplementasikan ke masyarakat.

“Ini sebenarnya tantangan bagi peneliti dimanapun ia berada, kalau tidak bisa menyelesaikan masalah peternakan yang ada, bisa jadi ada penyesalan di diri kita,” ujar Iwan.

Di hadapan peserta seminar yang terdiri dari akademisi, peneliti, dan stakeholder peternakan, Iwan pun mengajak untuk dapat bekerja sama di dalam meningkatkan produktivitas peternakan di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Iwan pun mengemukakan peta jalur penelitian Fapet Unpad. Peta jalur tersebut diistilahkan dengan “Roadmap 77”. Peta jalur tersebut adalah pengembangan 7 komoditas ternak yang didasarkan pada 7 prinsip pengembangan usaha peternakan. Adapun 7 kelompok komoditas yang akan dikembangkan adalah sapi dan kerbau, domba dan kambing, sapi perah, kambing perah, ternak satwa harapan, unggas lokal, serta kelompok broiler dan layer.

“Yang jelas dengan adanya peta jalur ini kita berkomitmen untuk terus mengawal agar penyesalan tersebut tidak ada,” ujar Iwan.

Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan ke-5  ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Fakultas Peternakan. Selain Arief Daryanto, Ph.D., dan Dr. Iwan Setiawan, pembicara lain yang juga hadir yaitu Ir. Yudi Guntara. Adapun tema seminar kali ini adalah Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Peternakan.

Selain itu, seminar ini juga merupakan forum ilmiah bagi akademisi, peneliti, stakeholder, pengambil kebijakan, dan praktisi serta industri peternakan. Seminar berhasil mengumpulkan 112 makalah yang berasal dari Perguruan Tinggi, lembaga penelitian, dan pemerintah daerah dari seluruh wilayah Indonesia. Seminar ini juga diisi oleh workshop “Konservasi dan Pengembangan Sapi Lokal” dan pameran poster. *

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: