BEM Kema Unpad Bahas Pengelolaan Sampah Jatinangor dalam Kegiatan Pekan Lingkungan 2013

[Unpad.ac.id, 25/09/2013] Masalah pengelolaan sampah di kawasan Jatinangor menjadi salah satu  perhatian mahasiswa Unpad sebagai bagian dari warga yang tinggal dan beraktivitas di daerah tersebut. Bentuk kepedulan mahasiswa Unpad tersebut antara lain diwujudkan dalam kegiatan Pekan Lingkungan 2013 yang mengambil tema “Bakti Unpad untuk Warga Peduli Lingkungan”. Kegiatan yang digelar oleh BEM Kema Unpad ini diselenggarakan pada Sabtu (21/09) lalu, bertempat di Desa Sayang, Jatinangor.

Kegiatan ini diisi dengan diskusi antara lain mengenai pengelolaan sampah bersama Kepala Desa Sayang Dodi Kurniadi, perwakilan Komunitas Peduli Sampah Jatinangor (KPSJ) Enceng Syarif Hidayat, Menteri Lingkungan BEM Kema Unpad Prasetyo Hadi Nugroho, Rina Nur Azizah dan Rio Alfajri selaku juara I dan II dalam kompetisi esai yang diselenggarakan dalam rangkaian Pekan Lingkungan 2013 tersebut.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Sayang menjelaskan bahwa Desa Sayang yang mencakup 13 RW ini memiliki masalah dalam pengelolaan sampah yaitu kurangnya lahan. Diperparah banyak lahan untuk pembangunan indekos. Untuk itu perlu adanya sosialisasi agar warga tahu agar mereka tidak membuang sampah, namun mengolahnya.

“Apalagi di Desa Sayang jika musim kemarau kekurangan air, sedangkan musim hujan, kebanjiran. Bahkan anggaran BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) untuk sarana dan prasarana, minim. Tidak hanya itu, kurangnya SDM juga menjadi masalah,” jelas Dodi.

Sementara itu, menurut perwakilan KPSJ, dibutuhkan sosialisasi bagaimana memilih lalu mengolah sampah kepada warga. Menurutnya, sampah tersebut tidak boleh dibakar melainkan harus diolah. Pemerintah pun telah membuat undang-undang mengenai pengelolaan sampah, namun sayangnya tidak menyediakan sarana dan prasarana yang cukup. Walaupun demikian, saat ini telah terbentuk tim pengolahan sampah terpadu, yang juga memiliki Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). “Nah, di dalam TPSS ada penguat, yaitu Bank Sampah. Dengan membentuk tim, yang mengirim sampah harus dipilah sampah organik dan anorganik,” tutur Enceng.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan BEM Kema Unpad menjelaskan bahwa mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah ini juga turut menjadi bagian dari warga. Selain kegiatan Pekan Lingkungan ini, sebelumnya mahasiswa pun telah bekerja sama dengan warga sekitar Jatinangor untuk melakukan penanaman pohon dan pembuatan biopori di lingkungan Jatinangor.

“Rencana ke depan akan ada kajian bersama dengan pemerintah dalam menanggulangi mulai dari sampah hingga pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan. Nanti akan mengundang BPLHD sebagai pemerhati lingkungan. Diharapkan kerja sama ini tidak berhenti sekarang tetapi bisa untuk jangka panjang,” jelas Prasetyo.

Acara diskusi tersebut kemudian dilanjutkan pula dengan tutorial pengolahan sampah anorganik dari bungkus kopi agar bernilai ekonomis. Tutorial ini dilakukan oleh perwakilan PKK Desa Jatimukti, Endah Hartati, Yunengsih dan Entit Datisah. Selain itu, diajarkan pula bagaimana membuat tas dari kain perca.

Keesokan harinya, Minggu (22/09) pagi juga diadakan aksi kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar makam di RW 7 Desa Sayang. Acara ini diikuti oleh aparta desa, warga setempat dan mahasiswa Unpad. Selain kerja bakti, juga diselenggarakan penanaman pohon di sekitar lokasi. Pada kesempatan tersebut, mahasiswa juga melakukan sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik serta demo pembuatan pupuk dari dedaunan.*

Rilis oleh: BEM Kema Unpad/mar

Share this: