Wisuda Bukan Akhir, Namun Gerbang Awal Tantangan Hidup Sebenarnya

Rektor Unpad mengalungkan medali kepada Abbas Said yang lulus program Doktor dalam usia 69 tahun 4 bulan. Saat ini, Abbas Said menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 27/08/2013] Menjadi seorang wisudawan bukanlah sebatas pada euforia kegembiraan saja. Namun, merupakan gerbang awal untuk menghadapi tantangan hidup yang sebenarnya. Apalagi, di Indonesia tantangan yang harus juga dihadapi adalah pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.

Rektor Unpad mengalungkan medali kepada Abbas Said yang lulus program Doktor dalam usia 69 tahun 4 bulan. Saat ini, Abbas Said menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia (Foto: Tedi Yusup)*

Hal itulah yang disampaikan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, dalam pidato upacara Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2012/2013 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (27/08).

Lebih lanjut Rektor menuturkan, jika dilihat dari sisi usia dan latar belakang pendidikan, maka seorang wisudawan adalah aktor yang memegang peranan penting dalam membangun Indonesia di masa depan.

“Sayangnya, sungguh ironis, dari 6,5% pengangguran terbuka di Indonesia, dua juta diantaranya adalah para sarjana,” kata Rektor.

Melihat dari jumlah penduduk yang besar di Indonesia dapat melahirkan potensi yang besar pula. Rektor menekankan perlunya kreativitas yang tinggi untuk mengubah masalah demografi tersebut menjadi masalah potensi. Salah satu aspek yang mampu menjawab hal tersebut adalah dengan menjadi seorang wirausahawan.

“Ciri-ciri kewirausahaan, yang paling tidak terdiri dari inovatif, kreatif, kemampuan manajerial, kemampuan mengakumulasikan berbagai potensi, keberanian mengambil risiko, ulet dan jujur harus tertanam di dalam diri kita semua,” ungkap Rektor.

Rektor pun menekankan, kejujuran pun harus menjadi ciri seorang lulusan Unpad. Salah satu masalah besar di negeri ini adalah krisi ketidakjujuran. Maraknya tindak korupsi di Indonesia, apabila diperhatikan secara saksama rata-rata memiliki background pendidikan tinggi.

“Melalui pendidikan kewarganegaraan, pendidikan agama dan aktivitas keilmiahan terutama di dalam melakukan penelitian, perguruan tinggi pada hakikatnya telah mengajarkan aspek kejujuran ini. Tidak ada keilmiahan tanpa kejujuran,” lanjut Rektor.

Rektor pun berharap, dua aspek di atas harus dimiliki oleh lulusan Unpad. Lulusan Unpad pun diharapkan dapat menjadi pelopor dalam penegakan hukum. “Unpad akan sangat bersedih apabila ada alumninya yang terjerat masalah hukum. Karena itu kami menitipkan nama baik almamater. Para alumni adalah duta bagi almamaternya,” kata Rektor.

[nggallery id=65]

Pada wisuda kali ini, Unpad melepas 2.880 lulusan dari berbagai jenjang studi. Di antara mereka, tercatat beberapa mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi, yaitu:

  1. Program Doktor: Asep Sukhar, Iwan Sovani, Aloysius Suryawan, Mantra Nandini (Ilmu Kedokteran),  Sri Wahyuni, Jatmika Nurhadi (Ilmu Sastra) dengan IPK 4,00
  2. Program Spesialis: Irma Widyasari (Ilmu Konservasi Gigi) dengan IPK 3,87
  3. Program Profesi: Vidyana Pratiwi (Profesi Kedokteran Gigi) dengan IPK 3,80
  4. Program Sarjana: Marlis Nawawi (Ilmu Peternakan) dengan IPK 3,93
  5. Program DIII: Hanni Nurrahmi (Manajemen Informatika), Lia Astria (Kehumasan) dengan IPK 3,9

Wisudawan dengan masa studi tercepat:
Resa Nurfatimah Sobandi (Sastra Inggris) dengan masa studi 2 th 10 bulan

Wisudawan lulusan termuda:
Fuzna Nuhasana Agia (Pendidikan Dokter Gigi) usia 19 tahun 7 bulan

Wisudawan lulusan tertua:
Abbas Said (Ilmu Hukum) pada usia 69 tahun 4 bulan

Laporan oleh: Arief Maulana / eh*

Share this: