Ridwan Kamil, salah satu narasumber dalam seminar "Business Attack" yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis FISIP Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Sabtu (27/04) kemarin. (Foto: Maulana) *

[Unpad.ac.id, 28/04/2013] Konsep hijau ternyata tidak hanya berorientasi pada lingkungan, namun dapat dipadukan dengan konsep tata ruang suatu wilayah. Selain itu, konsep ini juga memiliki potensi bisnis yang sangat besar.

Ridwan Kamil, salah satu narasumber dalam seminar “Business Attack” yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis FISIP Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Sabtu (27/04) kemarin. (Foto: Maulana) *

Pengusaha sekaligus aktivis lingkungan, Ridwan Kamil mengatakan, ada lima masalah yang kini dimiliki Kota Bandung, yakni sampah dimana-mana, kemacetan, kualitas infrastruktur yang buruk, sistem tata kota yang semrawut sehingga sering menimbulkan bencana, dan tingkat kemiskinan yang tinggi.

“Sama seperti di Jakarta, quality of life di Kota Bandung saat ini terus menurun, padahal laju pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Hal ini membuktikan, uang tidak identik dengan peningkatan kualitas hidup,” ujar Ridwan saat menjadi pembicara dalam seminar “Business Attack” bertajuk “Kreatif dan Inovatif yang Ramah Lingkungan”, Sabtu (27/04)  kemarin di Grha Sanusi Harjadinata Unpad Kampus  Bandung.

Ridwan menambahkan, saat ini indikator suatu kota/negara yang maju bukan dilihat dari berapa besar pendapatan perkapitanya, namun dilihat dari sampai sejauh mana masyarakat dapat hidup bahagia. “Lima masalah tersebut apabila dibiarkan dapat meningkatkan risiko stres yang tinggi bagi masyarakat Kota Bandung,” tambahnya

Di hadapan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelaku usaha, Ridwan pun mengajak untuk ikut berpartisipasi membenahi Kota Bandung. “Generasi yang saat ini punya kewajiban yang bukan hanya untuk diri sendiri, namun harus punya kepedulian ekstra untuk membangun Kota Bandung,” tambahnya.

Salah satu hal yang dilakukan ialah mengembangkan konsep bisnis yang ramah lingkungan. Ridwan menjelaskan, konsep bisnis tersebut selain mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, juga dapat berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan.

“Hijau itu bukan hanya urusan taman dan pohon, namun dapat menjadi cara-cara untuk membuat kota ini menjadi lebih baik melalui kreativitas dan kehijauan,” ujar penggagas gerakan “Indonesia Berkebun” tersebut.

Sementara itu, ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Barat, Yedi Karyadi memberikan tips untuk membuat sebuah bisnis menjadi maju. “Memulai bisnis itu memang sulit, tapi ketika kita enjoy saat melakukannya, bisnis tersebut menjadi lebih mudah,” ujarnya.

Terkait dengan konsep bisnis hijau, Yedi mengatakan, bisnis tersebut memiliki peluang besar apabila dipadu dengan kreativitas dan inovasi. Oleh karena itu, Yedi pun mengajak peserta seminar untuk memulai dan mengembangkan sebuah bisnis yang dipadu dengan kreativitas dan inovasi.

“Bisnis tersebut akan maju apabila kita jangan banyak berpikir dan berencana. Namun, yang harus dilakukan ialah action, passion, dan inovasi,” ungkap Yedi.

Selain Ridwan dan Yedi, seminar yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Adiministrasi Bisnis FISIP Unpad tersebut juga menampilkan 2 pembicara lainnya, yakni Nadine Zamira Syarief (Miss Indonesia Earth 2009), dan Mufti Alem (Owner dari PT Greenation Indonesia).

Ketua pelaksana, Jati Maulana, menjelaskan, kegiatan Business Attack ini terdiri dari dua rangkaian kegiatan, yakni seminar bisnis dan bazaar yang akan digelar pada 4 Mei mendatang. Mengangkat konsep “Greenovative”, Jati berharap melalui kegiatan ini dapat mengubah paradigma bisnis yang mulai menyentuh aspek-aspek lingkungan. “Semoga semakin banyak masyarakat yang mengembangkan bisnis yang ramah lingkungan,” tutupnya.*

Laporan oleh Maulana / eh *

Share this: