Kualitas Hidup Seseorang Terlihat dari Interaksi dengan Kehidupan di Sekitarnya

Prof. Soetardjo (kiri) saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertema “Improve Your Quality of Life; Get Positive Energi and Promote Mental Health”, didampingi oleh moderator Frederik Dermawan Purba, S.Psi., M.Psi. (Foto: Maulana)*

[Unpad.ac.id, 23/02/2013] Menjaga fisik saja tidak cukup untuk menjadi sehat. Kondisi mental pun haruslah dijaga. Seringkali kesehatan mental bukan menjadi hal krusial bagi sebagian orang untuk dijaga kesehatannya.Tidak heran jika PBB melalui Badan Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa jumlah penderita depresi di seluruh dunia berjumlah sekitar 350 juta dengan jumlah kematian akibat depresi sebesar 1 juta kematian/tahun.

Prof. Soetardjo (kiri) saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertema “Improve Your Quality of Life; Get Positive Energi and Promote Mental Health”, didampingi oleh moderator Frederik Dermawan Purba, S.Psi., M.Psi. (Foto: Maulana)*

Guru besar emeritus bidang Psikologi Klinis Fakultas Psikologi (Fapsi) Unpad, Prof. Dr. H. Soetardjo A. Wiramihardja, mengungkapkan, kesehatan mental (mental health) terkait dengan kondisi jiwa dan perilaku yang sehat. Mental health tersebut juga terkait dengan mental hygiene yang mendukung tubuh menjadi sehat (healthy life). jika kondisi tersebut telah dimiliki oleh seseorang, maka akan tercipta kualitas hidup yang baik (quality of life).

Quality of life itu ialah bagaimana kualitas seseorang apabila dilihat dari interaksi dengan kehidupan di sekitarnya,” ujar Prof. Soetardjo saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Positif 2013 yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fapsi Unpad, Sabtu (23/02) di Aula Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Bandung.

Lebih lanjut Prof. Soetardjo menuturkan, mental health adalah suatu kondisi optimal yang menyangkut sisi intelektual, emosional, dan sosial tanpa mengalami gangguan. Kondisi optimal tersebut terjadi apabila keberadaan seseorang tidak mengganggu lingkungannya, khususnya di lingkungan sosial.

“Kalau seseorang punya kekuatan intelektual yang hebat, tapi digunakan untuk melakukan perbuatan yang menghancurkan lingkungan demi kesenangannya, itu tidak bisa dikatakan sehat,” jelasnya.

Selain itu, banyak juga orang yang pandai namun mereka tidak siap menggunakan intelegensinya, itu pun bisa dikatakan tidak sehat. “Contohnya begini, seorang profesor diminta berpidato, namun ternyata hanya mengambil materi yang sudah pernah dibicarakan, itu pun bisa dikatakan tidak sehat,” tambahnya.

Lantas, bagaimana ciri orang yang memiliki mental health yang baik? Prof. Seotardjo menjelaskan bahwa orang yang punya mental health yang baik adalah mampu memelihara diri, temperamen, inteligensi yang siap pakai, berperilaku dengan pertimbangan sosial, memiliki kecenderungan bahagia, serta mampu menyesuaikan diri sesuai dengan lingkungannya.

“Menyesuaikan diri di sini berarti seseorang mampu secara aktif untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya berdasarkan rencana, tanpa adanya keterpaksaan untuk menyesuaikan diri,” tuturnya.

Apabila mental health telah terjaga, maka secara otomatis kualitas hidup pun akan menjadi baik. Hal tersebut disebabkan, antara mental health dan quality of life merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Mental health akan meningkatkan quality of life dan quality of life pun akan meningkatkan mental health.

Untuk meningkatkan quality of life, Prof. Soetardjo menganjurkan bahwa manusia harus mampu berinteraksi berdasarkan 3 alam, diantaranya alam benda yaitu memanfaatkan alam benda atas dasar saling memelihara. Alam sosial, yaitu mampu membangun hubungan intersubjektif dengan manusia lain atas dasar saling menyayangi, serta mampu membangun interaksi noogenik (budaya, gagasan, dan nilai). Alam yang terakhir ialah alam transenden, yaitu meyakini segala kebaikan Tuhan yang ada.

Seminar tersebut bertajuk “Improve Your Quality of Life; Get Positive Energi and Promote Mental Health”. Selain Prof. Soetardjo, ada 2 pembicara lain dalam seminar ini, yakni Farida Susanti (penulis muda), dan Pujiastuti Sindu (pelatih yoga).*

Laporan oleh Maulana / eh *

Share this: