Tim Fisika FMIPA Unpad Lolos Jadi Finalis Mandiri Young Technopreneur Award (MYTA) 2012

Tim Hyper T-Pump (dari kiri-kanan): Iman Rosiman, Bori Andes Putra, Rico Dharma Putra Siahaan dan Syahrul Fitriyadi. (Foto: Tedi Yusup)

[Unpad.ac.id, 09/01/2013] Ilmu Fisika sejatinya dapat diaplikasikan untuk menjawab berbagai permasalahan di masyarakat, salah satunya yang terkait dengan aspek kesejahteraan sosial. Hal itulah yang menjadi dasar bagi empat orang mahasiswa Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad untuk mengembangkan suatu sistem pompa air yang disebut Hyper T-Pump. Produk mereka pun berhasil lolos menjadi finalis dalam acara Mandiri Young Technopreneur Award (MYTA) 2012 yang diadakan oleh Bank Mandiri.

Tim Hyper T-Pump (dari kiri-kanan): Iman Rosiman, Bori Andes Putra, Rico Dharma Putra Siahaan dan Syahrul Fitriyadi. (Foto: Tedi Yusup)

Keempat mahasiswa tersebut yakni Iman Rosiman sebagai ketua tim, Syahrul Fitriyadi, Bori Andes Putra, dan Rico Dharma Putra Siahaan. Menjadi finalis MYTA 2012 untuk kategori Air menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka. Pasalnya, banyak sekali pesaing yang harus dihadapi dari berbagai daerah di Indonesia. Setelah melalui tahap screening proposal bulan Desember tahun lalu, ada 20 tim yang lolos menjadi finalis MYTA. Tim Hyper T-Pump pun menjadi salah satu tim yang lolos dalam proses seleksi.

“Kita gak kebayang sebelumnya bisa lolos menjadi finalis. Hal tersebut disebabkan banyak peserta lain yang lebih senior dari kita,” Iman mengungkapkan perasaannya saat diwawancari di Ruang UPT Humas Gedung Rektorat Kampus Unpad Jatinangor, Selasa (9/01).

MYTA sendiri adalah acara tahunan yang digelar oleh Bank Mandiri untuk memberikan penghargaan kepada generasi muda yang menghasilkan inovasi produk yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Ada 4 kategori dalam MYTA, yakni kategori energi, air, teknologi informasi, dan pangan.

Tim Hyper T-Pump pun tertarik mengikuti kegiatan ini didasarkan pada banyaknya lulusan MYTA yang sukses mengembangkan usahanya setelah menjadi finalis dalam acara tersebut. “Hadiahnya pun cukup besar, sekitar Rp 1,5 miliar ditambah dengan dana pengembangan sebesar Rp 40-50 juta,” ujar Syahrul.

Berbekal tekad untuk memberikan solusi bagi masalah pengairan sawah di daerah dataran tinggi, mereka pun membuat sebuah sistem pengairan yang mampu mengalirkan air dari ketinggian rendah ke ketinggian yang lebih tinggi. Alatnya pun cukup sederhana, dengan terbuat dari pompa, turbin, dan pipa yang semuanya bisa didapat di pasaran. Fungsi dari alat tersebut ialah menaikkan air di sungai ke dataran yang lebih tinggi tanpa menggunakan energi listrik atau bahan bakar.

“Selama ini para petani di dataran tinggi menaikkan air dengan menggunakan mesin listrik atau berbahan bakar. Bahkan di daerah yang lebih terpencil, petani mengangkutnya dengan menggunakan ember. Hal inilah yang mendorong kami membuat sistem pompa dengan menggunakan energi mekanik,” jelas Bori.

Cara kerjanya pun sangat sederhana, dengan mengandalkan energi kinetik dari air sungai yang nantinya akan memutar turbin. Turbin tersebut dihubungkan ke pompa untuk menghasilkan energi mekanik yang dapat mendorong air ke atas. Rico menuturkan, butuh waktu sekitar 2 – 3 bulan untuk menghasilkan produk ini. Setelah melalui pengembangan dan uji di lapangan, produk mereka pun diperoleh hasil yang baik.

“Selama air masih mengalir di sungai, produk kami mampu menaikkan air sekitar 3 meter dengan debit air mencapai 7,5 liter/detik,” ujar Rico.

Hasil tersebut dinilai cukup besar. Namun, mereka pun masih menemui kendala-kendala, salah satunya masih ditemukannya energi-energi yang hilang. Hal tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi keempatnya untuk terus mengembangkan produknya.

Menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat menjadi kebanggaan bagi keempatnya. Menurutnya, Ilmu fisika tidak hanya mempelajari rumus-rumus, namun juga bisa diaplikasikan untuk memberikan solusi bagi kesejahteraan masyarakat. Mereka pun siap untuk menyosialisasikan pembuatan sistem ini kepada masyarakat ke depannya.

“Produk yang kami buat adalah salah satu contoh aplikasi Fisika Dasar yang bisa dibuat oleh orang yang gak mengerti Fisika sekalipun. Namun, dasarnya tetap ilmu Fisika,” ujar Rico.

Mereka pun akan bersaing dengan finalis lain dalam even MYTA 2012 yang akan digelar pada 11-21 Januari mendatang di Jakarta. “Kami akan berjuang sekuat tenaga untuk bisa optimal dalam kompetisi MYTA ini, kami memohon doa dari semua civitas akademika Unpad agar kami diberikan hasil yang terbaik,” ujar Iman .*

Laporan oleh Arief Maulana/mar

 

Share this: