Sinergi Antara Keluarga, Sekolah, dan Media Massa Dibutuhkan untuk Membentuk Perilaku Positif Anak

Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd., ketika menjadi pembicara dalam Seminar “Peran Orangtua, Guru, dan Media Massa terhadap Pembentukan Perilaku Anak Usia 6-12 Tahun” yang diselenggarakan berkenaan dengan Dies Natalis ke-51 Fakultas Psikologi Unpad di Aula Biro Pelayanan dan Inovasi Psikologi (BPIP), Jl. Ir H. Juanda No 438 B, Bandung, Sabtu (01/12). (Foto: Indra Nugraha)

[Unpad.ac.id, 02/12/2012] Anak merupakan permata hati orang tua sekaligus calon pemimpin bangsa di masa depan. Oleh karena itu, karakter yang kuat dan perilaku positif harus dimiliki si anak agar kelak dapat menjadi orang yang berguna  bagi orang tua dan bangsanya. Dalam pembentukan perilaku tersebut dibutuhkan kombinasi yang tepat antara keluarga, sekolah, dan media massa terutama bagi anak usia 6-12 tahun yang haus akan informasi.

Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd., ketika menjadi pembicara dalam Seminar “Peran Orangtua, Guru, dan Media Massa terhadap Pembentukan Perilaku Anak Usia 6-12 Tahun” di Aula Biro Pelayanan dan Inovasi Psikologi (BPIP), Jl. Ir H. Juanda No 438 B, Bandung, Sabtu (01/12). (Foto: Indra Nugraha)

“Sinergi itu diperlukan untuk menciptakan anak-anak sebagai generasi penerus supaya hidup sejahtera psikologis. Dia mampu menghadapi tantangan, dia mampu bekerja keras, dia mampu menentukan hidupnya, dan dia mampu menentukan mana yang benar dan mana yang salah,” ujar Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd., Psikolog Anak sekaligus Guru Besar Psikologi Unpad ketika menjadi pembicara dalam Seminar “Peran Orangtua, Guru, dan Media Massa terhadap Pembentukan Perilaku Anak Usia 6-12 Tahun” yang diselenggarakan berkenaan dengan Dies Natalis ke-51 Fakultas Psikologi Unpad di Aula Biro Pelayanan dan Inovasi Psikologi (BPIP), Jl. Ir H. Juanda No 438 B, Bandung, Sabtu (01/12).

Secara lebih detail, Prof. Juke juga mengatakan bahwa anak diusia tersebut memiliki 5 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu dihargai, disayang, dibutuhkan, merasa aman, dan merasa dibutuhkan. Kebutuhan tersebut sudah selayaknya dipenuhi agar kedepannya si anak dapat memiliki harga diri dan sikap percaya diri. Pemenuhan kebutuhan tersebut juga akan berdampak karakter si anak yang merasa bahwa dirinya aman berada di lingkungan apapun.

Dikatakannya kebutuhan dasar tersebut akan terpenuhi apabila sinergitas lingkungan yang paling dekat dengan anak dapat memberikan segala macam hal positif bagi si anak. Lingkungan terdekat anak seperti keluarga, sekolah, dan media massa sudah selayaknya menjadi guru yang baik bagi tumbuh kembang anak. “Keluarga, lingkungan, dan media massa sebetulnya itu lingkungan yang berfungsi sebagai guru,” tegasnya.

Lebih lanjut Prof. Juke juga mengingatkan bahwa ketiga lingkungan tersebut harus tahu informasi apa yang harus diberikan pada si anak. Mereka harus jadi model, fasilitator, sekaligus mediator informasi yang positif bagi anak.

“Ketiga-tiganya pemberi informasi, mau media massa, mau orang tua, mau guru, ketiganya pemberi informasi. Merka harus memberikan informasi yang tepat buat anak dengan satu tujuan mengembangkan mengoptimasikan anak menjadi anak yang sehat secara psikologis,” tuturnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dr. Jenny Ratna Suminar, Dosen Fikom Unpad menyoroti peran media massa dalam pembentukan perilaku anak. Media massa yang paling banyak terwakili oleh televisi tak terelakkan lagi telah menjadi benda kesayangan anak. Televisi sudah tak lagi sekedar tontonan melainkan sebuah tuntunan. Anak-anak telah dijadikannya generasi penonton (heavy viewer generation).

Memang banyak hal positif yang bisa anak ambil dari kotak ajaib bernama televisi tersebut, namun tak sedikit pula hal negatif yang bisa diterima si anak. Oleh karenanya, orang tua harus menjadi garda terdepan untuk menjaga si anak dari informasi apa yang layak dan tidak layak diterimanya dari sebuah televisi.

Ada dua peran setidaknya yang harus dimiliki oleh orang tua dalam hal ini. Ia harus mampu menjadi penjaga sekaligus pendamping bagi anak dalam menerima informasi, serta ia pun harus mengerti akan kecanggihan informasi yang berkembang pesat saat ini agar tidak tertinggal dari si anaknya itu sendiri. “Peran kita sebagai orang tua, kita juga harus melek terhadapa media. Jadi bapak ibu juga harus gaul,” tandasnya.

Seminar yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Sosial dan dan Dinas Pendidikan serta beberapa orang tua dan guru dari berbagai macam Sekolah Dasar yang ada di Bandung ini juga menghadirkan Ardini Suryati, S.Si., Kepala Sekolah SD Salman Al Farisi. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bagaimana peran guru agar dapat membentuk perilaku yang positif bagi anak. Guru merupakan orang tua kedua anak yang ada di sekolah oleh karena itu salah satu hal yang mesti dimiliki oleh seorang guru adalah ia harus menjadi teladan yang baik bagi si anak.*

Laporan oleh: Indra Nugraha/mar

Share this: