Rektor Unpad Luncurkan Buku Kumpulan Fiksi Mini Bahasa Sunda “Nu Keur Néangan”

Nazarudin Akbar (kiri), pendiri laman Fiksi Mini Bahasa Sunda, Dhipa Galuh Purba (tengah) sebagai moderator dan Dadan Sutisna selaku Pemimpin Redaksi Majalah Cupumanik (kanan) pada acara "Ngaguar Fikmin Ganjar Kurnia" “Ngaguar Fikmin ‘Nu Keur Néangan’ karya Ganjar Kurnia”, Kamis (06/12) di Bale Santika, Kampus Unpad Jatinangor. (Foto: Tedi Yusup)

[Unpad.ac.id, 07/12/2012] Dunia penulisan sastra adalah dunia yang selalu berkembang seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Maraknya penggunaan sosial media dan internet telah melahirkan beberapa jenis aliran karya sastra baru, yakni fiksi mini. Bahkan, dalam perkembangan karya sastra Sunda, jenis fiksi mini pun turut meramaikan kancah kesusastraan. Banyak orang-orang tertarik untuk menulis fiksi mini di media internet.

Nazarudin Akbar (kiri), Dhipa Galuh Purba (tengah) sebagai moderator dan Dadan Sutisna (kanan) sebagai pembicara pada acara “Ngaguar Fikmin ‘Nu Keur Néangan’ karya Ganjar Kurnia”, Kamis (06/12) di Bale Santika, Kampus Unpad Jatinangor. (Foto: Tedi Yusup)

Tidak ketinggalan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia. Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang Rektor, ia masih sering meluangkan waktu untuk menulis fiksi mini, salah satunya di laman komunitas Fiksimini Bahasa Sunda yang ada di jejaring Facebook. Aktif menulis fiksi mini, Prof. Ganjar pun banyak mendapat apresiasi yang baik dari para penulis dan kerabat di laman komunitas tersebut.

Karya-karya fiksi mininya kini telah dibukukan dengan judul “Nu Keur Néangan”. Sebanyak 87 fiksi mini karya Prof. Ganjar kini dapat dinikmati dari buku tersebut. Menurut Nazarudin Akbar, pendiri laman Fiksi Mini Bahasa Sunda, karya-karya fiksi mini dari Prof. Ganjar dapat dikelompokkan menjadi tiga tema umum, yakni humor, religi, dan kenyataan yang sering dialami dan ditemui. Bahkan, di beberapa karya, Prof. Ganjar pun acapkali menyentil rasa cinta yang romantis.

“Selain itu, tampaknya Kang Ganjar sedang menyentil realita sosial yang dilihatnya melalui fiksi mini karyanya, “ ujar Nunu, panggilan akrab Nazarudin saat menjadi pembahas dalam kegiatan “Ngaguar Fikmin ‘Nu Keur Néangan’  karya Ganjar Kurnia”, Kamis (06/12) di Bale Santika, Kampus Unpad Jatinangor dalam gelaran Pesta Buku Diskon 2012.

Lebih lanjut Nunu menjelaskan, ada nilai-nilai yang bisa diambil dan direnungkan oleh pembaca fiksi mini tersebut. Prof. Ganjar sendiri banyak memasukkan nilai-nilai tersebut dengan penggunaan kata yang menyentil, dan mengandung bumbu-bumbu humor ironi. Tema yang diangkat pun beragam dan rata-rata diambil dari realita sosial dan ditingkahi dengan teknik penulisan yang enak dan mudah dibaca.

“Di akhir cerita, kita selalu disuguhi oleh tiga simpulan,  yakni mengajak kita untuk berpikir, tertawa, dengan tetap membangkitkan imajinasi,” jelasnya.

Senada dengan Nunu, Dadan Sutisna selaku Pemimpin Redaksi Majalah Cupumanik mengatakan bahwa tema-tema yang ditulis oleh Prof. Ganjar biasanya mengungkap apa yang sudah terjadi atau fenomena yang sering terjadi dan ada satu hal yang bisa dimaknai. “Saya pikir ini adalah spontanitas Kang Ganjar ketika menulis fiksi mini,” ujarnya.

Prof. Ganjar sendiri sudah berkali-kali mengirimkan fiksi mini ke laman tersebut. Dalam satu minggu, bisa sampai 3 fiksi mini yang berhasil dikirim. Sehingga total fiksi mini karyanya bisa mencapat 169 naskah yang telah ditulisnya dalam kurun waktu 18 September hingga 13 November 2012.

Dalam launching buku tersebut, Prof. Ganjar menyampaikan proses kreatif penulisan fiksi mini. Menurut Prof. Ganjar, hampir semua tulisan yang pernah dikirim selalu bersifat spontanitas, sehingga tanpa perencanaan seperti karya sastra jenis lainnya.  Spontanitas tersebut didasarkan pada apa yang telah dilihat, didengar, dan dirasakan saat menemukan hal-hal yang dianggap unik dan langsung dituangkan melalui menulis fiksi mini.

Nunu sendiri berharap kumpulan fiksi mini yang ditulis oleh Prof. Ganjar dapat mendorong para penulis fiksi mini untuk terus menulis dan menghasilkan fiksi mini yang bisa dibaca oleh semua orang. “Fiksi mini sendiri pada intinya ialah media yang bisa dijadikan ekspresi. Melalui buku ini, Kang Ganjar diharapkan dapat menumbuhkembangkan minat baca fiksi mini kepada masyarakat,” pungkasnya.*

Laporan oleh Arief Maulana/mar

Share this: