Unpad Menjadi Kampus Besar dengan Banyak Gagasan Besar

Para pembicara pada talkshow "Apa Kabar Unpad?" yang diselenggarakan dalam rangkaian Dies Natalis 55 Unpad, Rabu (14/11). (Foto: Indra Nugraha)

[Unpad.ac.id, 15/11/2012] Perjalanan panjang menuju usia 55 tahun tak pelak telah menyisakan berbagai macam sejarah bagi Unpad sebagai sebuah institusi. Sebagai bagian untuk mengenang sekaligus mengintrospeksi perjalanan tersebut, maka diadakan sebuah acara bertajuk “Apa Kabar Unpad?” dalam bentuk talkshow dengan Alumni dan pihak Rektorat Unpad di Lapangan UKM Barat, kampus Unpad Jatinangor, Rabu (14/11).

Para pembicara pada talkshow “Apa Kabar Unpad?” yang diselenggarakan dalam rangkaian Dies Natalis 55 Unpad, Rabu (14/11). (Foto: Indra Nugraha)

Dalam talkshow tersebut, hadir beberapa pembicara diantaranya Alumni Unpad, Drs. Hatta Albanik, M.Psi, Ketua Bidang III IKA Unpad, Hadrian Sjah Razad, dan dari Rektorat Unpad yang diwakili oleh Direktur Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc.

Hatta Albanik seorang aktivis gerakan kritis mahasiswa intra di Bandung pada era 1970-1974 yang bercerita mengenai sejarah panjang Unpad dari lahir hingga sekarang, memandang bahwa telah banyak kemajuan baik dalam hal infrastruktur maupun pendidikan yang berlangsung di Unpad. Unpad telah menjadi sebuah kampus yang besar karena banyak gagasan besar yang lahir disini.

Di awal berdirinya, Unpad telah memiliki sebuah grand design tentang pembangunan pusat pendidikan yang kini berada di Jatinangor. Menurutnya, ide tentang pemusatan proses pendidikan tersebut dimulai oleh Unpad di negeri ini. Namun, ia juga sedikit menyayangkan di usia yang telah menginjak 55 tahun sekarang keinginan untuk menyatukan Unpad dalam sebuah lokasi masih belum dapat terealisir dengan masih berkutatnya proses pendidikan dua fakultas Unpad yang ada di daerah Dipati Ukur, Bandung. “Kampus Jatinangor masih belum bisa menyatukan Unpad,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Heryawan menyatakan bahwa dalam waktu beberapa tahun kedepan proses menyatukan Unpad dalam satu lokasi akan segera direalisasikan. Dikatakannya, beberapa lokasi di kampus Jatinangor telah dipersiapkan untuk diisi oleh proses pendidikan yang kini berlangsung di Bandung. Ia pun menegaskan bahwa walaupun keberadaan Unpad sekarang masih terpisah jarak namun kebersamaan untuk Unpad Satu dan Satu Unpad telah terjalin diantara para civitasnya melalui berbagai macam kegiatan.

“Dengan adanya keinginan dari para civitas khususnya para mahasiswa untuk berkegiatan, ini merupakan sebuah upaya sekaligus peluang dalam memproses kebersamaan antara mahasiswa Unpad seluruhnya,” jelasnya.

Sementara itu, ketua BPM Kema Unpad, Gamma Abdul Jabbar berpendapat bahwa Unpad kini memang telah menjadi sebuah kampus yang sangat besar. Ia juga berkeyakinan jargon Satu Unpad dalam artian lokasi juga suatu saat akan terealisir. “Begitu besarnya Unpad sekarang dari segi kuantitas maupun kreatifitas, namun nampaknya masih agak sulit untuk menyatukan sesuatu yang besar. Tapi saya optimis di masa depan Unpad benar-benar bersatu dalam satu lokasi itu dapat benar-benar ada,” tuturnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Hadrian Sjah Razad menjelaskan beberapa hal berkaitan dengan upaya Unpad untuk menggapai World Class University (WCU). Dijelaskannya, beberapa indikator yang mesti diperkuat oleh Unpad untuk mencapai predikat tersebut diantaranya adalah jumlah publikasi internasional, HAKI, program studi terakreditasi secara internasional, kerjasama penelitian dengan lembaga internasional, sitasi hasil penelitian, mahasiswa asing yang terdaftar dan berkuliah di Unpad, proporsi mata kuliah dengan pengajar dari institusi internasional, serta prodi dan laboratorium yang tersertifikasi ISO.

Menurutnya, untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerja sama dan sinergitas dari seluruh pihak di lingkungan Unpad, tak terkecuali para alumninya. Ikatan Alumni Unpad sendiri dikatakannya akan terus menyokong keinginan tersebut dengan berbagai macam program. “IKA akan coba membuat program konkrit untuk membantu Unpad mencapai world class university,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, diberikan pula hadiah kepada para pemenang “Lomba Video Apa Kabar Unpad?”. Video tersebut menyampaikan keadaan Unpad sekarang di Usia 55 Tahun. Juara pertama lomba video ini diraih oleh Heri Seno Aji dari Fakultas Hukum dengan judul Video “Unpad, Mana Parkiran Sepedaku?”, juara kedua diraih oleh Ihsan Striawan dari Fakultas MIPA dengan judul video “Unpadku Sayang Jatinangorku Malang”, dan juara ketiga berhasil didapat oleh Eko Prasetyo dari Fakultas Teknik Geologi dengan video berjudul “Ketika Masjid Unpad Membumi”.*

Laporan oleh: Indra Nugraha/mar

Share this: