Yayan Jatnika saat tampil di acara "Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran ke-53: Ayat Cinta dina Lagu Sunda" di Bale Rumawat Padjadjaran, Unpad, Jumat (28/09). (Foto: Arief Maulana)

[Unpad.ac.id, 29/09/2012] Sastrawan Sunda, Aam Amilia, berpendapat bahwa orang Sunda pada umumnya punya anggapan bahwa perasaan cinta tidak perlu diungkapkan. Kalaupun diungkapkan, hanya sebatas saling memandang atau melirik. Lebih lanjut, Aam pun mengungkapkan bahwa cinta adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia. Lantas, bagaimanakah cara orang Sunda mengungkapkan cinta secara dalam?

Yayan Jatnika saat tampil di acara “Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran ke-53: Ayat Cinta dina Lagu Sunda” di Bale Rumawat Padjadjaran, Unpad, Jumat (28/09). (Foto: Arief Maulana)

“Orang Sunda tidak penah mengungkapkan cinta seperti dalam kalimat I Love You, namun, orang Sunda menganggap bahwa semakin halus ungkapan tersebut diutarakan, maka semakin tinggi juga nilai manusia tersebut,” ungkap Aam saat membuka gelaran “Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran ke-53: Ayat Cinta dina Lagu Sunda”, Jumat (28/09) malam lalu.

Gelaran yang dilaksanakan di Bale Rumawat Kampus Unpad Dipatiukur ini menampilkan pengungkapan cinta yang tersirat dalam tembang Sunda, berupa: Tembang Cianjuran, Kawih Mang Koko, Degung, Sekar Anyar, Keliningan, dan Lagu Pop Sunda. Namun, tidak semua ungkapan cinta dalam tembang merupakan representasi dari kalimat I Love You. Cinta, bisa jadi menjadi luka di beberapa tembang yang dinyanyikan.

Beberapa pelantun tembang, yakni Rosyanti, Kari Mulyana, Ani Sukmawati, Novi Aksmiranti, Neng Dini Andrianti, dan Masyuning, sukses bawakan tembang cinta yang manis sekaligus pahit. Pelantun seperti Ani Sukmawati, dan Masyuning mampu menghidupkan suasana sedih dan terluka yang dibangun dalam tembang dengan ekspresi dan gestur yang baik. Pelantun Neng Dini Andrianti pun tidak kalah menarik. Juara I Pasanggiri Sekar Anyar 2012, Juli lalu di Unpad sukses membawakan tembang “Lungkawing” karya Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia.

Dalam tembang “Cinta” karya Nano S., Novi Aksmiranti kini yang “menghipnotis” penonton. Pengungkapan cinta yang hangat dalam tembang ini berhasil mengajak penonton untuk bernyanyi bersama. Menurut Aam, Nano S., seakan sedang bermain-main dengan cinta dalam lirik tembangnya. Nano menyampaikan bahwa cinta pada dasarnya tidak perlu dianalisis terlalu dalam.

“Benar kata Pak Nano, lebih baik cinta itu dihumorkan saja,” tegas Aam.

Dua pelantun tembang selanjutnya, Rika Rafika dan Yayan Jatnika, pelantun tembang Sunda yang cukup populer tersebut kembali memeriahkan pertunjukan ini. Rika pun membawakan tembang yang dinyanyikannya dengan koreografi yang memikat. Belum puas dengan Rika, Yayan Jatnika pun hadir membawakan tembang yang berjudul “Lamunan”. Sedikit bicara dan gerak, bukan berarti Yayan takmampu menghidupkan tembangnya. Ekspresi wajah dan gestur Yayan pun berhasil menghidupkan tembang yang bercerita tentang kerinduan seseorang akan kekasihnya yang entah dimana.

Di akhir pertunjukan, seluruh pelantun tampil membawakan tembang “Kabogoh Jauh” milik almarhum Darso. Lagu yang sangat akrab di telinga Orang Sunda ini menjadi penutup kehangatan malam yang ditampilkan oleh para pelantun. Penonton tidak canggung-canggung untuk ikut bergoyang dan bernyanyi,”Boga kabogoh jauh, mentas laut leuweung gunung. Tapi apel teu bingung, cukup halo na telepon.*

 

Laporan oleh: Arief Maulana/mar*

Share this: