Di Usia ke-55, Unpad Lebih Maju dan Berkontribusi Bagi Indonesia

Suasana peringatan Dies Natalis ke-55 Universitas Padjadjaran, Selasa (11/09).* (Foto: Tedi Yusup)

[Unpad.ac.id, 11/09/2012] Hari ini, genap 55 tahun Unpad berada di tengah-tengah masyarakat. Di usia yang ke-55, telah banyak pencapaian positif yang diperoleh Unpad terutama dalam hal pelayanan yang diberikannya baik untuk masyarakat secara umum dan sivitas akademika Unpad pada khususnya. Sesuai dengan statusnya kini sebagai Badan Layanan Umum (BLU), Unpad menyadari betul betapa pentingnya pelayanan prima tersebut.

Suasana peringatan Dies Natalis ke-55 Universitas Padjadjaran, Selasa (11/09).* (Foto: Tedi Yusup)

Hal tersebut diungkapkan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia ketika memberikan pidato berkenaan dengan Dies Natalis ke-55 Universitas Padjadjaran di Aula Grha Sanusi Hardjadinata, Selasa (11/09). Peringatan Dies Natalis di tahun ini sendiri mengangkat tema “55 tahun Unpad: Excellence for Indonesia”, sebuah tema yang memiliki harapan untuk menjadikan Unpad sebagai institusi yang berperan penting bagi kemajuan negeri Indonesia.

“Tema ini secara sadar dipilih sebagai refleksi dari hakikat pendirian Unpad di tahun 1957, yang sekaligus merupakan penyemangat agar Unpad lebih maju dan lebih berkontribusi bagi Indonesia,” ujar rektor.

Beberapa bentuk pencapaian yang telah diraih Unpad pada tahun ini dalam hal pelayanan diantaranya telah berdiri fasilitas gedung kantor rektorat di Jatinangor. Mengingat sebagian besar aktifitas akademis berada di Jatinangor, maka hadirnya gedung baru tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.

Dalam bidang akademik, salah satu bentuk pelayanan utama yang dilakukan Unpad adalah mulai diberlakukannya Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) bagi para mahasiswa Unpad. Sistem ini sangat berperan penting untuk membuat Unpad sebagai salah satu kampus yang berbasis teknologi, dimana sistem ini mencoba mengintegrasikan IT (Information Technology) di dalam keseluruhan proses pendidikan.

Bentuk pelayanan lainnya yang telah menunjukan keunggulan adalah dalam hal pengelolaan keuangan.Apabila pada laporan keuangan tahun 2010, Unpad memperoleh penilaian opini akuntan public “Wajar dengan Pengecualian” maka pada tahun 2011 Unpad telah memperoleh kualifikasi “Wajar Tanpa Pengecualian” yang bermakna kepatuhan terhadap berbagai aturan perencanaan, pengelolaan, dan laporan keuangan.

Dalam kesempatan tersebut, rektor juga sedikit menyinggung pemberitaan di media mengenai masalah keuangan di PTN yang salah satunya menyeret nama Unpad. Diakui rektor, pada tahun 2008/2009 Unpad memang menerima tambahan anggaran yang bukan berasal dari Kemdikbud mengingat masih diperlukannya sarana pendidikan. Namun, pada tahapan berikutnya Unpad sendiri telah melaporkan tambahan dana tersebut ke Kemdikbud.

“Adapun penggunaan anggarannya sendiri, telah sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tandas rektor.

Berkaitan juga dengan anggaran, mulai tahun ini semua PTN tak terkecuali Unpad mendapat dana tambahan melalui Bantuan Operasional Pendidikan Tinggi Negeri (BOPTN). Di tahun ini, BOPTN itu sendiri dantaranya digunakan untuk mengurangi dana pengembangan bagi seluruh program studi khususnya bagi mahasiswa yang diterima melalui jalur SMUP.

Dengan adanya BOPTN, maka beberapa biaya yang harus dikeluarkan para mahasiswa sebelumnya juga semakin dikurangi seperti biaya untuk KKN dan wisuda bagi program D3 dan S1. Bahkan direncanakan mulai tahun depan melalui BOPTN ini biaya Semester Alih Tahun akan ditiadakan. “Mulai tahun depan, direncanakan biaya Semester Alih Tahun pun akan segera dibebaskan,” tegas rektor.

Lebih lanjut, rektor juga mengingatkan masih banyak pekerjaan berat yang harus dilakukan oleh Unpad di tahun ini, diantaranya adalah reakreditasi institusi. “Untuk dapat meningkat menjadi A diperlukan kerja keras semua pihak, terutama untuk beberapa program studi yang berakreditasi B, baik itu program diploma, sarjana, maupun pascasarjana,” ajak rektor.

Sebagai wujud penghargaan kepada para pendidik yang telah mendarmabaktikan dirinya bagi kemajuan pendidikan dan Unpad, maka Unpad juga akan segera membangun sebuah kompleks pemakaman bagi para guru besarnya. “Insya Allah akan segera dibangun kompleks pemakaman bagi para guru besar yang akan diberi nama Jati Pangreureuhan” ujarnya.

Pada perayaan Dies Natalis ke-55 ini, Unpad juga secara bangga mempersembahkan beberapa penghargaan diantaranya dalam bentuk Satya Karya Adi Siswa Padjadjaran kepada 5 orang mahasiswanya yang telah berprestasi di tingkat nasional. Selain itu Satya Karya Adi Siswa Padjadjaran juga diberikan kepada PSM Unpad yang telah mengharumkan nama Unpad di tingkat Internasional.

Anugerah Padjadjaran Utama juga diberikan kepada Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono dan Drs. Robby Djohan atas darma bakti kepada negara. Sementara itu, Anugerah Mahaguru juga diberikan kepada Prof. Tuhpawana Priatna Sanjaya.

Piagam Penghargaan Satya Karya Bhakti Pendidikan juga diberikan kepada 19 orang civitas akademika Unpad. Penerima Piagam Penghargaan Satya Karya Bhakti Kelas I diterima oleh 232 orang, Piagam Penghargaan Satya Karya Bhakti Kelas II diberikan kepada 108 orang, Piagam Penghargaan Satya Karya Purnabhakti Tahun 2012 diberikan kepada 98 orang, dan Piagam Penghargaan Satya Karya Jasabhakti Tahun 2011 diberikan kepada 11 orang.

Unpad juga terus mengapresiasi kesenian budaya yang ada di Jawa Barat, buktinya pada kesempatan tersebut SMKN 10 juga turut menerima penghargaan Anugerah Rumawat Padjadjaran atas upayanya yang secara terus menerus melestarikan kebudayaan Sunda melalui jalur pendidikan. SMKN 10 telah banyak menyemai penggiat seni sunda untuk selanjutnya disebarluaskan ke masyarakat. “Kami yakin, tanpa upaya nyata yang dilakukan SMKN 10, regenerasi seniman dan kehidupan seni Sunda akan semakin menurun,” tandas rektor.

Laporan oleh: Indra Nugraha/mar*

Share this: